Penulis : Agung Surono, S.Si
Tanaman Meranti Jawa (Palhlar) yang ada di kawasan Nusakambangan
Pengambilan tanaman Meranti Jawa (Palhlar) yang ada di kawasan Nusakambangan yang akan digunakan sebagai eksplan dalam proses kultur jaringan tumbuhan
Gambar. 3.
Perjalanan pulang dari lokasi tanaman meranti Jawa berada
di Pulau Nusakambangan dengan menaiki perahu untuk sesegera mungkin dibawa
ke laboratorium kultur jaringan untuk ditanam di media agar
Gambar. 4.
Pencucian eksplan di air mengalir.
Sesampainya di laboratorium kultur jaringan tumbuhan eksplan lalu dibersihkan dengan cara di cuci di air mengalir selama lima belas menit (lihat Gambar. 4.) hal ini bertujuan untuk membersihkan/menghilangkan debu-debu yang kemungkinannya memabawa unsur kontaminan berupa bakteri dan jamur.
Gambar. 5.
Perendaman eksplan di air sabun selama 10 menit untuk menghilangkan lapisan kutikula di eksplan.
Setelah 10 menit lalu air sabun dibuang lalu eksplan lalu dibersihkan lagi dari sisa-sisa air sabun dengan cara di cuci di air mengalir selama lima belas menit lagi (lihat Gambar. 6.).
Gambar. 7.
Eksplan sudah siap dibawa ke Laminar Air Flow.
Setelah dicuci di air mengalir selama 15 menit selanjutnya eksplan siap di bawa ke ruang tabur dan dimasukkan ke dalam Laminar Air Flow (lihat Gambar. 7.).
Selama melakukan pembersihan eksplan kita bisa sambil mempersiapkan ruang tabur yang berupa Laminar Air Flow dengan prosedur kerja sebagai berikut :
Pertama-tama kiata bersihkan bagian dalam Laminar Air Flow deangan menyemprot bagian Laminar Air Flow dengan menggunakan alkohol 96 %, setelah itu masukkan semua alat yang kita akan gunakan seperti lampu bunsen, aquades steril, larutan desinfektan, mediam alkohol, pinset, scalpel, petri dish dan semua alat yang kita masukkan ke dalam Laminar Air Flow tersebut harus disemprot dengan alkohol terlebih dahulu untuk menghindari kontaminasi (lihat Gambar. 8 dan Gambar 9.).
Gambar. 9.
Penataan bagian dalam Laminar Air Flow sebelum penanaman eksplan.
Untuk sterilisasi ruang tabur berupa LAF setelah semua alat masuk lalu ditutup
dan disterilisasi menggunakan lampu UV.
Setelah semua masuk selanjutnya Laminar Air Flow ditutup lalu disterilkan dengan menggunakan lampu Ultra Violet untuk membunuh kontaminan yang terdapat di udara mungkin ada di dalam Laminar Air Flow proses ini berjalan selama 30 menit. (lihat Gambar. 10.).
Setelah Laminar Air Flow di UV selama 30 menit selanjutnya bisa digunakan untuk menanam eksplan dan eksplan yang tadi sudah selesai dibersihkan dimasukkan ke dalam Laminar Air Flow (lihat Gambar. 11.).
Selanjutnya eksplan dimasukkan ke dalam aquadest steril yang berisi Clorox 10 % (desinfektan untuk membunuh bakteri dan jamur) dan di kocok selama 5 menit selanjutnya eksplan dipindahkan ke larutan clorox 5 % dan digojog selama 10 menit. Setelah itu selesai eksplan dibilas di dalam aquadest steril sebanyak 3 kali dan terakhir eksplan di rendam di fdalam larutan Plant preservative mixture 2 % selama 1 jam dan setelah itu eksplan siap di tanam di media agar yang menggunakan komposisi media Murashige and Skoog.
Setelah disterilisasi eksplan diambil dan diletakkan di atas petri dish.
Gambar. 13.
Eksplan yang ada di atas petri dish diposisikan di dekat lampu bunsen.
Penanaman eksplan ke dalam media kultur jaringan tumbuhan yaitu media MS.
Eksplan yang di tanam bisa berupa tunas ujung maupun potongan daun muda (lihat Gambar. 16 dan Gambar 17.). Untuk tunas ujung diharapkan akan tumbuh tunas samping dan dari tunas samping inilah nantinya akan kita digunakan sebagai sumber eksplan selanjutnya dimana tunas samping ini bersifat steril sehingga akan memudahkan proses kerja selanajutnya karena sudah tidak perlu lagi ada proses sterilisasi eksplan karena sumber eksplannya sudah steril.
Sedangkan dengan eksplan berupa potongan daun diharapkan akan muncul kalus dan dari kalus ini akan dipacu kearah embriogenik dan selanjutnya diarahkan pertumbuhannya ke pembentukan tunas dan akar dengan menggunakan penambahan hormone pertumbuhan. Dan kalau sudah membentuk tunas dan akar terbentuklah tumbuhan anakan baru.
Akan tetapi untuk penanaman pertama kemarin baik eksplan yang berupa tunas ujung dan potongan daun keduanya mengalami kontaminasi berupa jamur (lihat Gambar. 18.) dan ini menunjukkan bahwa kontaminan berada dalam eksplan (kontaminasi endogen). Hal ini bisa terjadi oleh karena sumber eksplan berasal dari dalam hutan yang lembab sehingga banyak kemungkinan kalau eksplannya sudah terdapat kontaminasi endogen.
Eksplan yang digunakan baik berupa potongan ujung tunas, potongan nodus, dan potongan daun
masih mengalami kontaminasi berupa jamur.
Untuk mengatasi ini semua sebaiknya sumber eksplan berupa seedling yang masih kecil sehingga sumber eksplan berupa tunas pucuk dan daun yang masih muda (yang masih kemerahan) akarena di organ tumbuhan yang masih muda ini secara asli bagian tumbuhan tersebut masih mengandung zat anti jamur atau bakteri.
Selain itu sumber eksplan bukan dari tumbuhan yang hidup di dalam hutan jadi baiknya sumber eksplan ditanam dan diletakkan di dekat laboratorium kultur jaringan sehingga pengambilan eksplan bisa dilakukan sekaitar jam 8.00 – 09.00 pagi lalu dilakukan proses penanaman. Mengapa pengambilan eksplan dilakuka jam 08.00 – 09.00 hal ini karena eksplan pada jam-jam tersebut aktif melakukan pembelahan sel sehingga diharapkan saat di tanam bisa langsung melakukan proses pembelahan sel sehingga mempercepat proses pertumbuhan eksplan menjadi tumbuhan utuh.
Selain itu dengan sumber eksplan di tanam di dekat laboratorium maka sebelum diambil bagian tumbuhannya beberapa hari sebelumnya bisa diperlakukan dengan memberikan bakterisida dan fungisida sistemik untuk membunuh bakteri maupun jamur yang secara endogen terdapat di dalam sel tumbuhan sehingga ini kana meminimalisir terjadinya kontaminasi baik secara endogen maupun secara eksogen.
Jadi dengan ini diusulkan untuk bisa mengambil seedling tumbuhan Meranti Jawa untuk bisa di bawa ke laboratorium dan di tanam yang akan di gunakan sebagai sumber eksplan dalam proses pengerjaan kultur jaringan tumbuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar