Membuat Medium Alternatif Untuk
Kultur In Vitro Anggrek
Pada tulisan yang terdahulu, pernah diulas tentang alternatif membuat medium untuk menggantikan medium Vacint nd Went yaitu membuat medium dengan menggunakan pupuk Greener 2001 B.
Seperti kita ketahui untuk pupuk Greener 2001 B adalah pupuk Complete Foliar Feed (Multivitamin untuk tanaman mangga) yang komplit dan spesifik untuk tujuan khusus dan pada tumbuhan tertentu dengan cara menyesuaikan Trace Element apa yang dibutuhkan dan tidak secara alamai. Kegunaan utama dari pupuk Greener 2001 B ini adalah untuk menanggulangi kekurangan Trace Element. Sedangkan kegunaan pemberian Trace Element ini pada tanaman fungsinya sama dengan vitamin pada manusia dan nutrisi bagi hewan. Kekurangan Trace Element pada tanaman walaupun dalam jumlah kecil akibat secara visual tiak kelihatan akan tetapi hal ini dapat menyebabkan menurunnya kualitas serta hasil dari suatu tanaman. Cara yang paling efektif mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan Trace Element yang berbentuk chelated yang bersifat melekat pada partikel tanah, larut dan mudah diserap oleh tanaman.
Dari uraian spesifikasi pupuk Greener 2001 B yang peruntukannya untuk tanaman mangga dan berisi Trace Element rasanya kurang tepat digunakan untuk membuat media alternative untuk pengganti medium Vacint and Went. Adapun penggunaan Greener 2001 B untuk pembuatan medium pengganti Vacint and Went membutuhkan pupuk Greener 2001 B sebanyak 4 ml untuk pembuatan 1 liter media. Itupun masih dengan penambahan bahan-bahan lain semisal kentang sebanyak 150 gram, nanas juga sebanyak 150 gram, air kelapa sebanyak 150 ml, Dan untuk pembuatannyapun masih memerlukan blender untuk memblender kentang dan nanasnya.
Dari uraian spesifikasi pupuk Greener 2001 B yang peruntukannya untuk tanaman mangga dan berisi Trace Element rasanya kurang tepat digunakan untuk membuat media alternative untuk pengganti medium Vacint and Went. Adapun penggunaan Greener 2001 B untuk pembuatan medium pengganti Vacint and Went membutuhkan pupuk Greener 2001 B sebanyak 4 ml untuk pembuatan 1 liter media. Itupun masih dengan penambahan bahan-bahan lain semisal kentang sebanyak 150 gram, nanas juga sebanyak 150 gram, air kelapa sebanyak 150 ml, Dan untuk pembuatannyapun masih memerlukan blender untuk memblender kentang dan nanasnya.
Dan selain itu juga untuk mendapatkan pupuk Greener 2001 B pun tidak tersedia di setiap toko pertanian.
Dari pengalaman admin yang telah dilakukan beberapa tahun terakhir ini ada alternative lain dengan menggunakan pupuk yang mudah didapatkan di pasaran, yaitu pupuk semacam Hyponex, Grow More, Gandasil D ataupun Vitabloom.
Sebenarnya ini bukan hal yang baru karena ada banyak penelitian di luar negeri sana yang menggunakan medium dari pupuk daun ini. Berikut penelitian-penelitian yang menggunakan pupuk daun untuk kultur in vitro tanaman anggrek.
Medium pupuk daun yang menggunakan pupuk Hyponex dilaporkan bisa untuk memacu multiplikasi dari PLB. Medium yang terdiri dari 3 gram/liter Hyponex, 2 gram/liter peptone lebih efektif untuk menstimulasi multiplikasi PLB daripada medium yang diberi kombinasi hormon yang terdiri dari 1 mg/liter NAA, 0,1 mg/liter 2,4 D, 0,1 mg/liter kinetin (Furukawa et.al., 1971). Selanjutnya medium padat yang terdiri dari Hyponex yang ditambah dengan 2 gram/liter peptone, 50 gram/liter ekstrak kentang dan 2 gram gelrite juga efektif untuk memacu multiplikasi PLB (Kimura, 1991; Kimura dan Kurihara, 1991). Sedangkan untuk multiplikasi PLB dari suatu segmen dipacu oleh medium yang terdiri dari 3 gram/liter Hyponex, 2 gram/liter tryptone, 15 gram/liter sukrosa, dan 8 gram/liter agar (Amaki et.al., 1989).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Furukawa dan Sakamoto pada tahun 1971 menunjukkan bahwa dengan medium Hyponex dapat memacu percepatan pertumbuhan PLB dan plantlet dengan medium Hyponex yang ditambahkan dengan 2 gram/liter peptone, 1 mg/liter NAA, 0,1 mg/liter 2,4 D dan 0,1 mg/liter kinetin atau 100 gram/liter pisang akan merangsang pertumbuhan plantlet.
Selanjutnya medium 3 gram/liter Hyponex yang ditambahi dengan 2 gram/liter peptone, 50 - 100 gram per liter ekstrak kentang, 20 gram gula dan 8 gram agar juga cocok untuk seedling dari tanaman Phalaenopsis (Kimura, et al., 1991).
Kemudian pada tahap multiplikasi secara in vitro tanaman anggrek, ada penelitian yang menggunakan medium yang terdiri dari Hyponex 3,5 gram/liter ditambah dengan 2 gram/liter peptone, 5 atau 10 mg/liter BAP, 25 gram/liter sukrosa, dan 10 gram per liter agar menghasilkan plantlet dengan pemanjangan internodus. Tunas majemuk juga dihasilkan pada kultur segmen nodus pada medium yang bebas dari BAP. Pembentukan tunas majemuk pada segmen bagian bawah lebih baik daripada pembentukan tunas majemuk pada nodus segmen bagian atas. Sedangkan pada penambahan 10 mg/liter BAP akan memacu pembentukan tunas majemuk pada nodus segmen bagian atas akan tetapi akan menghambat pembentukan akar. Bagian paling atas segmen nodus pada batang hanya menghasilkan satu tunas saja. (Duan, et. al., 1996).
Semua hasil penelitian yang menggunakan Hyponex tersebut di atas diuraikan oleh Syoichi Ichihashi dari Aichi University of Education Jepang dalam makalahnya yang berjudul "Mass Propagation of Orchid Production to Support Orchid's Industry" dalam The 2010 International Seminar On Orchid Conservation and Agribusiness" 27 Oktober 2010 di University Club Universitas Gadjah Mada.
Berdasarkan hasil riset di luar negeri tersebut di dalam negeripun sudah ada beberapa peneliti yang melakukan penelitian kultur in vitro tanaman anggrek dengan menggunakan medium dari pupuk daun ini. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) yang dilakukan di laboratorium kultur jaringan Dinas Pertanian provinsi Sumatera Utara, telah dilakukan kajian penambahan jenis pupuk daun Hortigrow pada media tanam anggrek sebelum aklimatisasi plantlet telah dilakukan. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendapatkan jenis pupuk daun Hortigrow yang terbaik yang ditambahkan ke media tanam anggrek in vitro sebelum planlet diaklimatisasi.
Rancangan yang digunakan rancangan acak lengkap non faktorial dengan 3 ulangan. Variasi pupuk daun Hortigrow yang dikaji dan ditambahkan ke media kultur in vitro adalah: Hortigrow A, Hortigrow B, Hortigrow C, Hortigrow F dengan dosis 2 g/ l yang dikombinasikan dengan air kelapa muda 0, 150 ml dan 300 ml/l. Total perlakuan adalah 12 perlakuan. Pembandingnya adalah media Vacint dan Went. Eksplan yang digunakan ialah plantlet anggrek Denrobium yang baru berubah dari plb ke plantlet. Tinggi plantlet 1 cm jumlah daun 2-3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk daun komersial dapat menggantikan peran medium Vacint ang Went dalam penyiapan plantet Dendrobium. Penggunaan Hortigrow-C untuk meningkatkan pertambahan jumlah daun, Hortigrow-B yang ditambah dengan 150 ml/l air kelapa untuk pertumbuhan akar dan Hortigrow-A dengan 150 ml/l air kelapa untuk pertumbuhan plantlet yang maksimal lebih vigor dibanding penggunaan pupuk lainnya.
Selain itu juga Astri Oktafiani dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat juga pernah melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh beberapa Media Kultur Jaringan Terhadap Pertumbuhan Plantlet Anggrek Phalaenopsis bellina" yang mana ada media yang diuji cobakan menggunakan media dari pupuk Hyponex dan Topsoil sebanyak 2 gram per liter.
Selain itu juga ada beberapa peneliti yang juga menggunakan pupuk daun seperti Gandasil, Hyponex atau Bayrusil. Pupuk yang dipilih adalah pupuk dengan kandungan unsur Nitrogen (N) yang lebih tinggi dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya. Dosis yang digunakan adalah sekitar 2-3 gram/liter. Ke dalam larutan pupuk daun, ditambahkan pula pupuk unsur mikro seperti Metalik sebanyak 1cc/liter, air rebusan taoge 150 gram atau air kelapa 150 cc/liter, kasein hidrolisat 1 gram/liter, gula 20 gram/liter dan agar.
Selain itu masih ada juga hasil penelitian dari Dwi Murti Puspitaningtyas dan Ave Cendani Dwiarum dari Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB yang melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Media Pupuk Daun dan bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Protocorm Like Bodies (PLB) Anggrek paraphalaenopsis serpentilingua Secara In Vitro" (2010). Dalam penelitian ini kombinasi pupuk daun dan penambahan bahan organik dalam media tumbuh telah diuji untuk pertumbuhan protocorm like bodies (PLB) Paraphalaenopsis serpentilingua. Hasil menunjukkan bahwa kombinasi pupuk daun 25-5-20 ditambah peptone 2 gram/liter memberikan hasil lebih baik terhadap awal munculnya akardan tinggi tanaman setelah 32 minggu transplanting. Sedangkan kombinasi pupuk daun 6,5-6-19 ditambah peptone 2 gram/liter memberikan hasil lebih baik untuk parameter awal munculnya daun, jumlah akar, dan ukuran daun pada 32 minggu setelah transplanting. Secara umum penambahan peptone 2 gram/liter memberikan hasil yang positif pada pertumbuhan explant Paraphalaenopsis serpentilingua. Namun untuk penambahan bahan organik berupa pisang 20 gram/liter dan ubi jalar 15 gram/liter cenderung menghambat pertumbuhan eksplan.
Berdasarkan referensi di atas maka CV. Agri Bio Tech sejak mulai membuat kursus kultur jaringan tumbuhan pembuatan medium alternatif dari pupuk daun ini menjadi salah satu materi kursus.
Sebenarnya ini bukan hal yang baru karena ada banyak penelitian di luar negeri sana yang menggunakan medium dari pupuk daun ini. Berikut penelitian-penelitian yang menggunakan pupuk daun untuk kultur in vitro tanaman anggrek.
Medium pupuk daun yang menggunakan pupuk Hyponex dilaporkan bisa untuk memacu multiplikasi dari PLB. Medium yang terdiri dari 3 gram/liter Hyponex, 2 gram/liter peptone lebih efektif untuk menstimulasi multiplikasi PLB daripada medium yang diberi kombinasi hormon yang terdiri dari 1 mg/liter NAA, 0,1 mg/liter 2,4 D, 0,1 mg/liter kinetin (Furukawa et.al., 1971). Selanjutnya medium padat yang terdiri dari Hyponex yang ditambah dengan 2 gram/liter peptone, 50 gram/liter ekstrak kentang dan 2 gram gelrite juga efektif untuk memacu multiplikasi PLB (Kimura, 1991; Kimura dan Kurihara, 1991). Sedangkan untuk multiplikasi PLB dari suatu segmen dipacu oleh medium yang terdiri dari 3 gram/liter Hyponex, 2 gram/liter tryptone, 15 gram/liter sukrosa, dan 8 gram/liter agar (Amaki et.al., 1989).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Furukawa dan Sakamoto pada tahun 1971 menunjukkan bahwa dengan medium Hyponex dapat memacu percepatan pertumbuhan PLB dan plantlet dengan medium Hyponex yang ditambahkan dengan 2 gram/liter peptone, 1 mg/liter NAA, 0,1 mg/liter 2,4 D dan 0,1 mg/liter kinetin atau 100 gram/liter pisang akan merangsang pertumbuhan plantlet.
Selanjutnya medium 3 gram/liter Hyponex yang ditambahi dengan 2 gram/liter peptone, 50 - 100 gram per liter ekstrak kentang, 20 gram gula dan 8 gram agar juga cocok untuk seedling dari tanaman Phalaenopsis (Kimura, et al., 1991).
Kemudian pada tahap multiplikasi secara in vitro tanaman anggrek, ada penelitian yang menggunakan medium yang terdiri dari Hyponex 3,5 gram/liter ditambah dengan 2 gram/liter peptone, 5 atau 10 mg/liter BAP, 25 gram/liter sukrosa, dan 10 gram per liter agar menghasilkan plantlet dengan pemanjangan internodus. Tunas majemuk juga dihasilkan pada kultur segmen nodus pada medium yang bebas dari BAP. Pembentukan tunas majemuk pada segmen bagian bawah lebih baik daripada pembentukan tunas majemuk pada nodus segmen bagian atas. Sedangkan pada penambahan 10 mg/liter BAP akan memacu pembentukan tunas majemuk pada nodus segmen bagian atas akan tetapi akan menghambat pembentukan akar. Bagian paling atas segmen nodus pada batang hanya menghasilkan satu tunas saja. (Duan, et. al., 1996).
Semua hasil penelitian yang menggunakan Hyponex tersebut di atas diuraikan oleh Syoichi Ichihashi dari Aichi University of Education Jepang dalam makalahnya yang berjudul "Mass Propagation of Orchid Production to Support Orchid's Industry" dalam The 2010 International Seminar On Orchid Conservation and Agribusiness" 27 Oktober 2010 di University Club Universitas Gadjah Mada.
Penulis blog bersama Professor Syoichi Ichihasi di acara
The 2010 International Seminar On Orchid Conservation and Agribusiness" 27 Oktober 2010 di University Club Universitas Gadjah Mada.
The 2010 International Seminar On Orchid Conservation and Agribusiness" 27 Oktober 2010 di University Club Universitas Gadjah Mada.
Berdasarkan hasil riset di luar negeri tersebut di dalam negeripun sudah ada beberapa peneliti yang melakukan penelitian kultur in vitro tanaman anggrek dengan menggunakan medium dari pupuk daun ini. Diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi) yang dilakukan di laboratorium kultur jaringan Dinas Pertanian provinsi Sumatera Utara, telah dilakukan kajian penambahan jenis pupuk daun Hortigrow pada media tanam anggrek sebelum aklimatisasi plantlet telah dilakukan. Tujuan penelitian ini ialah untuk mendapatkan jenis pupuk daun Hortigrow yang terbaik yang ditambahkan ke media tanam anggrek in vitro sebelum planlet diaklimatisasi.
Pupuk Hortigrow A, Hortigrow B, Hortigrow C, Hortigrow F yang digunakan untuk penelitian pembuatan media alternative untuk anggrek pada tanaman anggrek Dendrobium yang dilakukan oleh Balai
Penelitian Tanaman Hias (Balithi) yang dilakukan di laboratorium kultur jaringan Dinas Pertanian provinsi Sumatera Utara
Rancangan yang digunakan rancangan acak lengkap non faktorial dengan 3 ulangan. Variasi pupuk daun Hortigrow yang dikaji dan ditambahkan ke media kultur in vitro adalah: Hortigrow A, Hortigrow B, Hortigrow C, Hortigrow F dengan dosis 2 g/ l yang dikombinasikan dengan air kelapa muda 0, 150 ml dan 300 ml/l. Total perlakuan adalah 12 perlakuan. Pembandingnya adalah media Vacint dan Went. Eksplan yang digunakan ialah plantlet anggrek Denrobium yang baru berubah dari plb ke plantlet. Tinggi plantlet 1 cm jumlah daun 2-3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk daun komersial dapat menggantikan peran medium Vacint ang Went dalam penyiapan plantet Dendrobium. Penggunaan Hortigrow-C untuk meningkatkan pertambahan jumlah daun, Hortigrow-B yang ditambah dengan 150 ml/l air kelapa untuk pertumbuhan akar dan Hortigrow-A dengan 150 ml/l air kelapa untuk pertumbuhan plantlet yang maksimal lebih vigor dibanding penggunaan pupuk lainnya.
Selain itu juga Astri Oktafiani dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Barat juga pernah melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh beberapa Media Kultur Jaringan Terhadap Pertumbuhan Plantlet Anggrek Phalaenopsis bellina" yang mana ada media yang diuji cobakan menggunakan media dari pupuk Hyponex dan Topsoil sebanyak 2 gram per liter.
Selain itu juga ada beberapa peneliti yang juga menggunakan pupuk daun seperti Gandasil, Hyponex atau Bayrusil. Pupuk yang dipilih adalah pupuk dengan kandungan unsur Nitrogen (N) yang lebih tinggi dibandingkan dengan unsur-unsur lainnya. Dosis yang digunakan adalah sekitar 2-3 gram/liter. Ke dalam larutan pupuk daun, ditambahkan pula pupuk unsur mikro seperti Metalik sebanyak 1cc/liter, air rebusan taoge 150 gram atau air kelapa 150 cc/liter, kasein hidrolisat 1 gram/liter, gula 20 gram/liter dan agar.
Selain itu masih ada juga hasil penelitian dari Dwi Murti Puspitaningtyas dan Ave Cendani Dwiarum dari Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) serta Mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura IPB yang melakukan penelitian dengan judul "Pengaruh Media Pupuk Daun dan bahan Organik Terhadap Pertumbuhan Protocorm Like Bodies (PLB) Anggrek paraphalaenopsis serpentilingua Secara In Vitro" (2010). Dalam penelitian ini kombinasi pupuk daun dan penambahan bahan organik dalam media tumbuh telah diuji untuk pertumbuhan protocorm like bodies (PLB) Paraphalaenopsis serpentilingua. Hasil menunjukkan bahwa kombinasi pupuk daun 25-5-20 ditambah peptone 2 gram/liter memberikan hasil lebih baik terhadap awal munculnya akardan tinggi tanaman setelah 32 minggu transplanting. Sedangkan kombinasi pupuk daun 6,5-6-19 ditambah peptone 2 gram/liter memberikan hasil lebih baik untuk parameter awal munculnya daun, jumlah akar, dan ukuran daun pada 32 minggu setelah transplanting. Secara umum penambahan peptone 2 gram/liter memberikan hasil yang positif pada pertumbuhan explant Paraphalaenopsis serpentilingua. Namun untuk penambahan bahan organik berupa pisang 20 gram/liter dan ubi jalar 15 gram/liter cenderung menghambat pertumbuhan eksplan.
Berdasarkan referensi di atas maka CV. Agri Bio Tech sejak mulai membuat kursus kultur jaringan tumbuhan pembuatan medium alternatif dari pupuk daun ini menjadi salah satu materi kursus.
Pupuk daun Grow More kalau dibuat medium alternative cenderung bersifat asam
setelah diberi hormon serta PPM makanya untuk itu diperlukan KOH atau NaOH 1 N
untuk mengatur pH medium menjadi pH 6,0
Untuk pupuk Gandasil D untuk pembuatan medium alternative setelah pemberian hormon dan PPM cenderung bersifat basa sehingga diperlukan larutan HCL 1 N untuk mengatur pH media menjadi pH 6,0
Menurut Sagawa (1991), komposisi media buatan yang dapat digunakan adalah modifikasi formulasi Vacin dan Went (1949) atau Murashige dan Skoog (1962) baik setengah maupun konsentrasi penuh.
Beberapa kebun Produksi bibit khususnya Phalaenopsis menggunakan formulasi media dasar Knudsons C. Penggunaan ketiga formulasi tersebut membutuhkan biaya yang cukup mahal selain dalam teknis pengerjaannya yang relatif sulit. Erfa (2005) telah mencoba untuk mengganti penggunaan formulasi media dasar VW dan Knudsons C dengan pupuk daun lengkap pada medium sub kultur kedua anggrek Dendrobium. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penggunaan pupuk daun khususnya vitabloom 2 g/l memberikan pertumbuhan yang paling baik dan lebih cepat dibandingkan penggunaan medium dengan formulasi VW dan Knudsons C.
Menurut penelitian Nadapdap (2000) dalam Laisina (2010), penggunaan pupuk Hyponex berpengaruh nyata terhadap pembentukan daun, namun tidak meningkatkan jumlah akar, sedangkan dalam penelitian Nugroho (2013), Gandasil dan Growmore berpengaruh signifikan terhadap pertambahan jumlah daun. Damayanti (2006), persentase kultur berkecambah mencapai 100% dengan menggunakan Growmore.
Berbagai macam pupuk daun yang bisa digunakan untuk membuat Beberapa kebun Produksi bibit khususnya Phalaenopsis menggunakan formulasi media dasar Knudsons C. Penggunaan ketiga formulasi tersebut membutuhkan biaya yang cukup mahal selain dalam teknis pengerjaannya yang relatif sulit. Erfa (2005) telah mencoba untuk mengganti penggunaan formulasi media dasar VW dan Knudsons C dengan pupuk daun lengkap pada medium sub kultur kedua anggrek Dendrobium. Hasil percobaan menunjukkan bahwa penggunaan pupuk daun khususnya vitabloom 2 g/l memberikan pertumbuhan yang paling baik dan lebih cepat dibandingkan penggunaan medium dengan formulasi VW dan Knudsons C.
Menurut penelitian Nadapdap (2000) dalam Laisina (2010), penggunaan pupuk Hyponex berpengaruh nyata terhadap pembentukan daun, namun tidak meningkatkan jumlah akar, sedangkan dalam penelitian Nugroho (2013), Gandasil dan Growmore berpengaruh signifikan terhadap pertambahan jumlah daun. Damayanti (2006), persentase kultur berkecambah mencapai 100% dengan menggunakan Growmore.
medium alternative untuk anggrek yang banyak dijumpai di toko pertanian
Pupuk daun yang khusus buat anggrek ini juga bisa digunakan
Berikut materi pembuatan medium pupuk daun yang menjadi materi kursus kultur jaringan tumbuhan yang dilakukan di CV. Agri Bio Tech.
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
[1] 1000 ml air dalam gelas piala.
[3] 2 gram pupuk seimbang (Hyponex, Grow More, Gandasil D, Viatabloom D)
[4] 20 gram gula pasir
[5] 7 – 8 gram agar
[6] Plant Preservative Mixture (PPM) 0,5 ml
[7] Hormon tumbuh sesuai dengan kebutuhan
Cara membuat media organik :
[1] Pertama-tama masukkan pupuk dan gula ke dalam gelas piala yang berisi air 500 ml satu persatu sambil diaduk merata sampai pupuk dan gula larut semuanya.
[2] Dan setelah itu, tambahkan air sampai campuran mencapai 1 liter. Kemudian baru dimasukkan agar.
[3] Selanjutnya campuran media tersebut dimasak sampai mendidih.
[4] Setelah mendidih, angkat dari kompor lalu tambahkan Plant Preservative Mixture (PPM) 0,5 ml, serta tambahkan juga hormon tumbuh sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya diukur pHnya pada pH 6,0. Tuangkan media tersebut ke dalam botol-botol kultur. Botol kultur kecil diberi sebanyak 10 ml, botol kultur ukuran botol selai diberi sebanyak 20 ml dan botol kultur ukuran botol saus diberi sebanyak 35 ml.
[5] Selanjutnya tutup botol yang telah berisi media tersebut dengan plastik transparan dan diperkuat dengan karet gelang atau ditutup dengan aluminium foil.
[6] Masukkan botol kultur yang telah berisi media organik ke dalam autoklaf, lalu diautoklaf pada temperatur 121ºC dan tekanan 1,5 atm selama 25 menit. Jika tidak ada autoclave untuk sterilisasi media bisa dilakukan dengan menggunakan dandang yang biasa untuk menanak nasi dengan lama waktu sterilisasi setelah air mendidih dibiarkan terus hingga 30 menit. Setelah itu matikan kompor dan tunggu hingga temperatur dan tekanan kembali nol. (Jangan digembosi dengan membuka katup tekanan pada autoklaf karena nanti proses sterilisasinya tidak sempurna).
[7] Setelah agak dingin keluarkan botol kultur yang berisi media organik dari dalam autoklaf dan ditata di tempat ruang inkubasi penyimpanan botol kultur yang telah berisi media. Atur ruangan tempat penyimpanan botol yang berisi media ini bertemperatur sejuk sampai siap untuk penanaman eksplan.
Pembuatan media alternative dari pupuk (Hyponex, Grow More, Gandasil D, Viatabloom D) ini sudah lama menjadi materi pelatihan budidaya kultur jaringan tumbuhan yang admin lakukan di CV. Agri Bio Tech. Hanya saja untuk yang dilakukan di pelatihan budidaya jaringan tumbuhan yang ada di CV Agri Bio Tech hanya murni menggunakan pupuk daun seperti Hyponex, Grow More, Gandasil D, Viatabloom D tanpa adanya penambahan bahan lain seperti pupuk mikro (Metalik) dan bahan organik seperti air kelapa, taoge, dan kasein hidrolisat. Pernah dilakukan penambahan dengan air kelapa akan tetapi malah membuat media yang dibuat meskipun telah dilakukan penambahan Plant Preservative Mixture lebih mudah terkena kontaminasi sehingga penyimpanannya tidak bisa lama.
Untuk pembuatan media alternative ini kita menggunakan Plant Preservative Mixture karena kalau tanpa bahan tersebut maka jika belum digunakan, media yang telah steril disimpan di tempat gelap
dan sejuk. Untuk menguji sterilitas bahan, diamkan media selama 1 minggu
sebelum digunakan. Bila media terbebas dari pertumbuhan cendawan atau
bakteri, maka media dapat dikatakan telah steril. Sedangkan jika dengan penambahan Plant Preservative Mixture maka media yang telah steril setelah dingin 2 jam berikutnya sudah bisa dilakukan untuk penanaman dan ini tentunya sangat efisient karena tanpa harus menunggu seminggu media sudah bisa langsung digunakan.
Dan telah lama diujikan untuk menanam tanaman anggrek. Untuk hasilnya untuk budidaya anggrek cukup bagus. Bahkan jika dibandingkan dengan anggrek yang ditanam di medium Murashige and Skoog (MS), anggrek yang ditanam di medium yang terbuat dari pupuk ini (Hyponex, Grow More, Gandasil D, Viatabloom D) bahkan pertumbuhannya lebih baik. Akan tetapi kalau digunakan untuk budidaya tanaman pisang pertumbuhan eksplan yang ditanam masih agak lambat dibandingkan dengan eksplan yang ditanam di medium Murashige and Skoog (MS).
Bahan-bahan yang dibutuhkan :
[1] 1000 ml air dalam gelas piala.
[3] 2 gram pupuk seimbang (Hyponex, Grow More, Gandasil D, Viatabloom D)
[4] 20 gram gula pasir
[5] 7 – 8 gram agar
[6] Plant Preservative Mixture (PPM) 0,5 ml
[7] Hormon tumbuh sesuai dengan kebutuhan
Cara membuat media organik :
[1] Pertama-tama masukkan pupuk dan gula ke dalam gelas piala yang berisi air 500 ml satu persatu sambil diaduk merata sampai pupuk dan gula larut semuanya.
[2] Dan setelah itu, tambahkan air sampai campuran mencapai 1 liter. Kemudian baru dimasukkan agar.
[3] Selanjutnya campuran media tersebut dimasak sampai mendidih.
[4] Setelah mendidih, angkat dari kompor lalu tambahkan Plant Preservative Mixture (PPM) 0,5 ml, serta tambahkan juga hormon tumbuh sesuai dengan kebutuhan. Selanjutnya diukur pHnya pada pH 6,0. Tuangkan media tersebut ke dalam botol-botol kultur. Botol kultur kecil diberi sebanyak 10 ml, botol kultur ukuran botol selai diberi sebanyak 20 ml dan botol kultur ukuran botol saus diberi sebanyak 35 ml.
[5] Selanjutnya tutup botol yang telah berisi media tersebut dengan plastik transparan dan diperkuat dengan karet gelang atau ditutup dengan aluminium foil.
[6] Masukkan botol kultur yang telah berisi media organik ke dalam autoklaf, lalu diautoklaf pada temperatur 121ºC dan tekanan 1,5 atm selama 25 menit. Jika tidak ada autoclave untuk sterilisasi media bisa dilakukan dengan menggunakan dandang yang biasa untuk menanak nasi dengan lama waktu sterilisasi setelah air mendidih dibiarkan terus hingga 30 menit. Setelah itu matikan kompor dan tunggu hingga temperatur dan tekanan kembali nol. (Jangan digembosi dengan membuka katup tekanan pada autoklaf karena nanti proses sterilisasinya tidak sempurna).
[7] Setelah agak dingin keluarkan botol kultur yang berisi media organik dari dalam autoklaf dan ditata di tempat ruang inkubasi penyimpanan botol kultur yang telah berisi media. Atur ruangan tempat penyimpanan botol yang berisi media ini bertemperatur sejuk sampai siap untuk penanaman eksplan.
Pembuatan media alternative dari pupuk (Hyponex, Grow More, Gandasil D, Viatabloom D) ini sudah lama menjadi materi pelatihan budidaya kultur jaringan tumbuhan yang admin lakukan di CV. Agri Bio Tech. Hanya saja untuk yang dilakukan di pelatihan budidaya jaringan tumbuhan yang ada di CV Agri Bio Tech hanya murni menggunakan pupuk daun seperti Hyponex, Grow More, Gandasil D, Viatabloom D tanpa adanya penambahan bahan lain seperti pupuk mikro (Metalik) dan bahan organik seperti air kelapa, taoge, dan kasein hidrolisat. Pernah dilakukan penambahan dengan air kelapa akan tetapi malah membuat media yang dibuat meskipun telah dilakukan penambahan Plant Preservative Mixture lebih mudah terkena kontaminasi sehingga penyimpanannya tidak bisa lama.
Plant Preservative Mixture
ContaBlock bahan sejenis dengan Plant Preservative Mixture
Peserta kursus budidaya jaringan tumbuhan sedang praktek membuat media alternative dari pupuk daun
Setelah ditambah agar dan dimasak lalu ditambah dengan hormon tumbuh serta PPM dan diukur pH medianya lalu dibagi ke dalam botol-botol
Setelah botol yang berisi media ditutup lalu dimasukkan ke dalam autoclave atau kalau tidak memiliki autoclave bisa menggunakan dandang untuk menanak nasi untuk sebagai alat sterilisasi media alternative yang kita buat
Setelah botol yang berisi media ditutup lalu dimasukkan ke dalam autoclave atau kalau tidak memiliki autoclave bisa menggunakan dandang untuk menanak nasi untuk sebagai alat sterilisasi media alternative yang kita buat
Media alternatif dari pupuk dengan sterilisasi dengan autoclave
Media alternatif dari pupuk dengan sterilisasi dengan dandang
Perbandingan media alternatif dari pupuk dengan sterilisasi dengan dandang nampak lebih terang daripada media alternatif dari pupuk yang disterilisasi dengan autoclave
Dan telah lama diujikan untuk menanam tanaman anggrek. Untuk hasilnya untuk budidaya anggrek cukup bagus. Bahkan jika dibandingkan dengan anggrek yang ditanam di medium Murashige and Skoog (MS), anggrek yang ditanam di medium yang terbuat dari pupuk ini (Hyponex, Grow More, Gandasil D, Viatabloom D) bahkan pertumbuhannya lebih baik. Akan tetapi kalau digunakan untuk budidaya tanaman pisang pertumbuhan eksplan yang ditanam masih agak lambat dibandingkan dengan eksplan yang ditanam di medium Murashige and Skoog (MS).
Media alternatif dari pupuk setelah ditanami dengan plantlet dari tanaman anggrek Phalaenopsis, nampak sekali di foto adanya proses pembentukan tunas majemuk pada segmen bagian bawah seperti pada penelitian Duan et.al., 1996.
Deretan botol berisi media alternatif dari pupuk yang disterilisasi dengan dandang setelah ditanami dengan plantlet dari Vanda metusalae x Vanda sanderiana
Semoga saja ini bisa menjadi alternatif bagi para hobiis anggrek yang ingin membudidayakan anggrek secara in vitro dengan cara menabur biji anggrek pada alas makanan buatan. Juga merupakan kabar baik bagi Bapak Ibu guru di SMK Pertanian maupun SMU yang ingin memberikan pelajaran praktek kultur jaringan kepada siswa-siswinya dengan biaya murah dan dengan bahan-bahan yang bisa dengan mudah didapatkan di sekitar sekolah.
Dan bila dibandingkan dengan pembuatan media untuk menanam biji anggrek dengan menggunakan media Vacint and Went tentunya pembuatan medium dengan pupuk semisal Grow More jauh lebih murah. Kalau dihitung jika menggunakan pupuk Greener 2000 B sebagai pengganti media Vacint and Went hitungan segi ekonominya akan menghemat biaya sebesar 88,48 % maka kalau menggunakan semisal pupuk Grow More hitungan segi ekonominya mencapai angka 99,86 % lebih hemat daripada kita membuat media dengan menggunakan media vacint and Went.
Dan bila dibandingkan dengan pembuatan media untuk menanam biji anggrek dengan menggunakan media Vacint and Went tentunya pembuatan medium dengan pupuk semisal Grow More jauh lebih murah. Kalau dihitung jika menggunakan pupuk Greener 2000 B sebagai pengganti media Vacint and Went hitungan segi ekonominya akan menghemat biaya sebesar 88,48 % maka kalau menggunakan semisal pupuk Grow More hitungan segi ekonominya mencapai angka 99,86 % lebih hemat daripada kita membuat media dengan menggunakan media vacint and Went.
Bagi yang ingin belajar untuk pembuatan medium alternative ini bisa kursus di CV Agri Bio Tech dengan no kontak 08562927655 atau email ke agungsurono@yahoo.com.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar