Aneka Varietas Vanda Tricolor
Vanda tricolor merupakan salah satu jenis tanaman anggrek yang hidup di kawasan Laos, Jawa, Bali, Lombok hingga daerah Sumbawa. Jenis anggrek ini pernah dibawa ke London Inggris oleh Thomas Lobb seorang kolektor dari Veitch Nurseries yang dia ambil dari bagian barat pulau Jawa pada tahun 1846.
Awalnya, Pada tahun 1847, John Lindley, seorang botanis handal berkebangsaan Inggris telah mendeskripsikan sebuah anggrek yang diberinya nama Vanda tricolor.
Awalnya, Pada tahun 1847, John Lindley, seorang botanis handal berkebangsaan Inggris telah mendeskripsikan sebuah anggrek yang diberinya nama Vanda tricolor.
Vanda tricolor ini ada beberapa kabupaten yang ingin menjadikannya sebagai icon dari daerah tersebut yaitu diantaranya Sleman (diusulkan oleh Titi Orchid sejak tahun 2006), Magelang, Klaten, dan Boyolali.
Sayangnya di daerah Sleman saja ada banyak pemilik tanaman jenis ini yang malah tidak tahu dari jenis apakah tanaman yang dia miliki.
Vanda tricolor ini merupakan salah satu jenis tanaman khas lereng gunung Merapi, dan kelebihan dari jenis anggrek yang satu ini adalah bahwa tanaman anggrek ini tetap eksis meskipun Gunung Merapi meletus dan mengeluarkan awan panas. Bahkan pada kejadian letusan gunung Merapi pada tahun 2010 yang lalu dijumpai adanya pohon Vanda tricolor yang masih bertahan hidup. Sebagai catatan di lereng Gunung Merapi ada 2 jenis tanaman anggrek yang tahan terhadap awan panas yaitu Vanda tricolor dan Dendrobium mutabile. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dr. Endang Semiarti dari Laboratorium Bioteknologi Fakultas Biologi UGM bersama Rozikin ditemukan adanya heat shock protein (HSP) hingga tanaman Vanda tricolor ini bisa tahan teradap panas.
Sedangkan untuk lokasi hidupnya bisa dari daerah dataran rendah hingga ketinggan 1000 mdpl. Untuk membudidayakan tanaman ini diperlukan kesabaran dan ketelatenan. Pada usia 2 tahun tanaman ini mencapai ukuran 15 cm dan terus meninggi hingga beberapa meter.
Vanda tricolor dinilai bagus jika seluruh daun terlihat segar,
ujung akar berkembang, dan bunga indah. Dalam satu pohon, bisa belasan
tangkai bunga, umumnya muncul pada Oktober-September. Meski begitu,
anggrek ini bisa berbunga sewaktu-waktu. Bunganya harus meskipun hanya tercium harum pada pukul 07.00 - 09.00 pagi hari.
Vanda tricolor ternyata memiliki beberapa varietas dengan aneka macam variasi warna bunga bahkan saat ini ada beberapa Vanda tricolor yang merupakan hasil silangan yang menambah kecantikan dari jenis anggrek yang satu ini.
Berikut dokumentasi varietas-varietas Vanda tricolor.
Vanda tricolor var tricolor
Vanda tricolor var tricolor f. flava
Setahun kemudian, yaitu pada 1849, Lindley kembali mendeskripsikan sebuah anggrek Vanda yang dianggapnya berbeda dengan Vanda tricolor. Vanda ini kemudian dideskripsikan oleh Lindley sebagai Vanda suavis. Beberapa ahli mengangap Vanda putih bertotol ungu kemerahan ini sebagai salah satu varietas dari Vanda tricolor dengan nama Vanda tricolor var suavis, tetapi adapula yang memisahkannya menjadi jenis tersendiri yaitu Vanda suavis. Nama suavis
berarti manis atau menyenangkan. Nama tersebut diberikan karena
bunganya yang memiliki bentuk, warna dan keharuman khas yang “manis”.
Meskipun demikian, untuk saat ini nama Vanda tricolor var suavis akhirnya menjadi nama resmi yang tercatat di Kew Garden.
Vanda tricolor var suavis dari Jawa Tengah
Vanda tricolor var suavis dari Gunung Merbabu Jawa Tengah
Vanda tricolor var suavis dari Gunung Sumbing Jawa Tengah
Vanda tricolor var suavis dari Gunung Muria Jawa Tengah
Vanda tricolor var suavis dari Gunung Putri Jawa Timur
Vanda tricolor var suavis dari Bandung Jawa Barat. Sepala dan Petala lebih membulat bentuknya, warna latar belakang berwarna krem dengan totol warna maroon gelap dan labellum berwarna pink atau merah muda.
Vanda tricolor var suavis Jawa Barat
Vanda tricolor koleksi Taman Nasional Gunung Ceremai Jawa Barat
Vanda tricolor var suavis dari Bandung Jawa Barat. Sepala dan Petala warna latar belakang berwarna kuning dengan totol lebih kecil ukurannya tapi tersebar merata warna maroon gelap dan labellum berwarna pink atau merah muda.
Vanda tricolor var suavis dari Gunung Merbabu Jawa Tengah
Vanda tricolor var suavis dari Gunung Sumbing Jawa Tengah
Vanda tricolor var suavis dari Gunung Muria Jawa Tengah
Vanda tricolor var suavis dari Gunung Putri Jawa Timur
Vanda tricolor var suavis dari Bandung Jawa Barat. Sepala dan Petala lebih membulat bentuknya, warna latar belakang berwarna krem dengan totol warna maroon gelap dan labellum berwarna pink atau merah muda.
Vanda tricolor var suavis Jawa Barat
Vanda tricolor koleksi Taman Nasional Gunung Ceremai Jawa Barat
Vanda tricolor var suavis dari Bandung Jawa Barat. Sepala dan Petala warna latar belakang berwarna kuning dengan totol lebih kecil ukurannya tapi tersebar merata warna maroon gelap dan labellum berwarna pink atau merah muda.
Vanda tricolor var suavis Jawa Barat
Vanda tricolor var suavis dario Cianjur Jawa Barat
Vanda tricolor var suavis dari Gunung Arjuno Jawa Timur
Vanda tricolor var suavis dario Cianjur Jawa Barat
Vanda tricolor var suavis dari Gunung Arjuno Jawa Timur
Vanda tricolor var suavis 'Bali Best Girl'
Vanda tricolor var suavis 'Michael Collins'
Vanda tricolor var suavis yang berwarna kuning milik kolektor di Semarang
Vanda tricolor var suavis yang berwarna kuning milik kolektor di Semarang
Vanda tricolor var pallida
Persamaan bentuk tubuhnya dengan Vanda tricolor varietas
lainnya memang tidak diragukan lagi. Perbedaannya hanya tampak pada
warna serta beberapa bentuk detail organ bunganya. Batangnya berbentuk
bundar, panjang dan kokoh, tingginya dapat mencapai 2 m. Daunnya
berbentuk pita agak melengkung dengan ujung daun berbentuk rompang
bersudut tajam. Tandan bunga yang panjangnya 25-40 cm menyangga 12-15
kuntum bunga yang muncul dari ketiak daun. Masing-masing bunganya dapat
mencapai garis tengah 9 cm. Dibandingkan dengan varietas tricolor, var suavis ini
memiliki tandan bunga lebih panjang sehingga bunganya juga lebih
banyak. Dasar bunganya putih keunguan dengan bercak-bercak ungu
kemerahan dan beraroma harum. Aroma harum ini nampaknya dipengaruhi pula
oleh ketinggian dimana anggrek ini dipelihara. Didataran rendah 200-300
m dpl, aroma harumnya tidak terasa kuat, berbeda dengan didataran
tinggi yang aromanya dapat tercium kuat. Dari pengamatan yang dilakukan,
ternyata pada kondisi yang optimum, Vanda ini dapat berbunga terus
menerus sepanjang tahun dengan masa mekar yang cukup lama yaitu 20-24
hari.
Untuk perawatannya anggrek ini tergolong mudah dan cukup bandel. Penamanannya bisa mengunakan media bonggol pakis, arang, atau sebongkah kayu. Bahkan seringpula cukup dengan melekatkannya pada batang pohon yang besar. Kuncinya pada kontrol supaya daerah perakarannya cukup lembab serta aliran aerasi yang lancar. Intensitas cahaya yang disukai antara 50-75 %. Intensitas cahaya diatas 80 % dapat menyebabkan permukaan daunnya menjadi kekuningan bahkan gosong dan pertumbuhan daunnya menjadi lebih pendek, akan tetapi jumlah tandan bunga yang dikeluarkan umumnya lebih banyak dan lebih sering berbunga. Pemupukan baik lewat akar maupun daun sangat dianjurkan, baik menggunakan pupuk cair alami seperti air seni sapi yang telah terfermentasi dengan baik maupun dengan pupuk kimia.
Sama halnya dengan anggrek Vanda tricolor varietas lainnya, si totol ini umumnya tumbuh baik pada ketinggian 800-1700 m dpl, pada hutan-hutan yang agak terbuka. Namun ternyata anggrek ini juga mampu beradaptasi dengan baik di dataran rendah 200-300 m dpl, dan dapat berbunga dengan sempurna. Tanaman ini berasal dari Jawa Barat hingga Bali, bahkan ada laporan bahwa spesies ini juga ditemukan di Laos. Pembudidayaanya tidak asing lagi di pulau Jawa terlebih diluar negeri. Vanda ini sering dijadikan induk silangan untuk menghasilkan form spot-spot ungu, warna ungu kemerahan pada labellum, aroma harum, tandan bunga yang panjang serta jumlah kuntum yang banyak pada hybrid keturunannya. Upaya persilangan baik dengan jenis lain dalam satu genus maupun dengan genus lain telah banyak dilakukan. Misalnya dengan Phalaenopsis dan Renanthera. Tak elak lagi, bahwa anggrek ini tetap menjadi primadona incaran para hobiis dan kolektor anggrek spesies. Oleh karena itu, upaya pembudidayaannya baik secara generatif maupun vegetatif sangat penting dalam fungsinya untuk mengendalikan perburuan liar anggrek ini di habitatnya yang sudah semakin langka. Bahkan di lereng selatan Gunung Merapi (di luar area relokasi), anggrek ini jumlahnya tidak lebih dari hitungan jari saja. Bila tidak ada action nyata, kepunahan anggrek ini di habitatnya hanya tinggal menunggu waktu saja.
Semoga saja dengan melihat ini para penganggrek di Indonesia semakin giat mengoleksi dan membudidayakan Vanda tricolor ini. Baik yang masih asli spesies maupun yang sudah merupakan hasil persilangan.
Untuk perawatannya anggrek ini tergolong mudah dan cukup bandel. Penamanannya bisa mengunakan media bonggol pakis, arang, atau sebongkah kayu. Bahkan seringpula cukup dengan melekatkannya pada batang pohon yang besar. Kuncinya pada kontrol supaya daerah perakarannya cukup lembab serta aliran aerasi yang lancar. Intensitas cahaya yang disukai antara 50-75 %. Intensitas cahaya diatas 80 % dapat menyebabkan permukaan daunnya menjadi kekuningan bahkan gosong dan pertumbuhan daunnya menjadi lebih pendek, akan tetapi jumlah tandan bunga yang dikeluarkan umumnya lebih banyak dan lebih sering berbunga. Pemupukan baik lewat akar maupun daun sangat dianjurkan, baik menggunakan pupuk cair alami seperti air seni sapi yang telah terfermentasi dengan baik maupun dengan pupuk kimia.
Sama halnya dengan anggrek Vanda tricolor varietas lainnya, si totol ini umumnya tumbuh baik pada ketinggian 800-1700 m dpl, pada hutan-hutan yang agak terbuka. Namun ternyata anggrek ini juga mampu beradaptasi dengan baik di dataran rendah 200-300 m dpl, dan dapat berbunga dengan sempurna. Tanaman ini berasal dari Jawa Barat hingga Bali, bahkan ada laporan bahwa spesies ini juga ditemukan di Laos. Pembudidayaanya tidak asing lagi di pulau Jawa terlebih diluar negeri. Vanda ini sering dijadikan induk silangan untuk menghasilkan form spot-spot ungu, warna ungu kemerahan pada labellum, aroma harum, tandan bunga yang panjang serta jumlah kuntum yang banyak pada hybrid keturunannya. Upaya persilangan baik dengan jenis lain dalam satu genus maupun dengan genus lain telah banyak dilakukan. Misalnya dengan Phalaenopsis dan Renanthera. Tak elak lagi, bahwa anggrek ini tetap menjadi primadona incaran para hobiis dan kolektor anggrek spesies. Oleh karena itu, upaya pembudidayaannya baik secara generatif maupun vegetatif sangat penting dalam fungsinya untuk mengendalikan perburuan liar anggrek ini di habitatnya yang sudah semakin langka. Bahkan di lereng selatan Gunung Merapi (di luar area relokasi), anggrek ini jumlahnya tidak lebih dari hitungan jari saja. Bila tidak ada action nyata, kepunahan anggrek ini di habitatnya hanya tinggal menunggu waktu saja.
Semoga saja dengan melihat ini para penganggrek di Indonesia semakin giat mengoleksi dan membudidayakan Vanda tricolor ini. Baik yang masih asli spesies maupun yang sudah merupakan hasil persilangan.
Dari dokumentasi di atas nampak beberapa Vanda tricolor silangan merupakan hasil silangan dari luar negeri sana padahal tanaman aslinya berasal dari Indonesia. Ini semua semoga menjadi cambuk dan tantangan pembudidaya anggrek yang ada di Indonesia di masa depannya kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar