Oleh : Ir. Yos. Sutiyoso
PENDAHULUAN
Sering diadakan pameran anggrek pada bulan-bulan tertentu karena pada bulan-bulan tersebut tanaman anggrek sedang banyak berbunga.
Sebenarnya hal tersebut tergantung pada lokasi dimana kita berada, mengingat setiap wilayah memiliki iklim yang berbeda. Bulan-bulan tertentu tanaman banyak berbunga dan pada bulan-bulan yang lain bunga langka didapat.
Bila seseorang membuat kontrak mensupplay bunga pada hotel, restoran, toko bunga, atau konsumen lainnya, maka kontrak itu harus dipenuhi tanpa memperdulikan apakah waktu-waktu tertentu bunga sedang melimpah atau sedang rendah produksinya. Pun dilihat dari sudut perusahaan, maka sebaiknya pembungaan anggrek diusahakan supaya agak merata sepanjang tahun, mengingat diperlukannya penghasilan secara teratur untuk membiayai pengeluaran rutin.
I. Sebab Tidak Meratanya Pembungaan.
Intensitas cahaya
Pada tanggal 15 Maret matahari berada di atas khatulistiwa dan pada tanggal 15 Juni ada pada 23 derajad lintang utara. Pada tanggal 15 September akan berada di khatulistiwa dan pada tanggal 15 Desember ada pada 23 derajad lintang selatan.
Bila matahari ada dibagian bumi Utara dan menimbulkan tekanan negatif disana, maka angin dari gurun pasir Australia akan meniup dengan kencang membawa angin kering untuk mengisi kekosongan di belahan bumi utara. Awan hanya sedikit dan intensitas cahaya matahari sangatlah tinggi. Pada masa tersebut proses photosintesis pada tanaman berlangsung secara gencar yang pada akhirnya dapat turut merangsang pembentukkan primordia bunga, yang kemudian akan mekar beberapa bulan kemudian. Banyaknya bunga akan memudahkan pengadaan bunga.
Pada bulan-bulan lain dimana intensitas cahaya matahari rendah tentunya pengaruhnya adalah bahwa kemudian produksi bunga rendah pada bulan-bulan tertentu.
Photoperiodisitas Cahaya.
Sebenarnya yang penting adalah lamanya kegelapan, dimana florigen terbentuk. Hormon pengatur tumbuh inilah yang pula memacu adanya pembentukan primordia mulai bunga. Akibatnya hormon ini sangat tergantung pada lamanya kegelapan.
Ambillah contoh Pulau Jawa yang terletak 6 derajat lintang selatan. Lamanya kegelapan adalah 12½ jam ( masa terang 11½ jam ) dimusim kemarau dan 11½ jam ( masa terang 12½ jam ) dimusim hujan. Photoperiodisitas ini rupa-rupanya cocok dengan kebutuhan kegelapan oleh tanaman anggrek asli Indonesia seperti Dendrobium, Phalaenopsis dan lain sebagainya. Untuk genus import misalnya Cattleya yang datang dari Amerika Tengah, photoperiodisitas ini kurang cocok sehingga genus tersebut kurang rajin berbunga. Seperti diketahui di wilayah tersebut gelapan dimusim dingin lebih panjang ( dan dimusim panas lebih pendek ).
Perbedaan Temperatur
Suatu penurunan temperatur sebesar 10ºC, yang merupakan perbedaan antara temperatur siang dan malam hari, diduga merupakan pula rangsangan pembungaan. Tanah cepat menjadi panas bila disiang hari disinari matahari terik dan cepat menjadi dingin di malam hari. Perbedaan temperatur yang terjadi dapat dengan mudah mencapai 10ºC tersebut. Apabila bila malamnya turun hujan yang dengan cepat membantu menurunkan temperatur, maka perbedaan 12ºC dapat tercapai.
Hal ini terjadi terutama diakhir musim kemarau, awal musim hujan, dimana hujan telah mulai turun dan walau belum teratur, dapat diharapkan memberi dampak untuk perangsangan pembentukan primordia.
Temperatur Maksimum
Perlu diketahui bahwa dalam fisiologi tanaman, terutama yang penting adalah imbangan antara photosintesa dan respirasi. Pada temperatur dibawah 30ºC photosintesa lebih gencar dari respirasi dan pembangunan akan pesat. Bila kita ambil misalnya temperatur 35ºC, maka respirasi akan lebih gencar dari photosintesa sehingga perombakan lebih gencar daripada pembangunan dan tanaman menderita. Hal ini akan melemahkan tanaman sehingga diperlukan waktu lagi untuk menyembuhkan kembali dan selama itu tanaman tidak menghasilkan bunga. Semakin lama penderitaan semakin lama pula terjadi masa langka bunga.
Kelembaban dibawah Optimum
Pada waktu panas terik, temperatur tinggi dan angin kering yang kencang, maka evapotranspirasi ( menguap dan berkeringat ) terlampau besar. Jaringan tanaman yang banyak kehilangan air akan mencoba mengisap uap air dari udara. Hal ini dapat dilakukan bila kelembaban udara cukup tinggi, karena cukup menyiram atau karena memang lokasi penanaman memungkinkan terciptanya kelembaban yang tinggi.
Pada kelembaban dibawah optimum, maka jaringan yang kehilangan banyak air, sel-selnya akan mengalami plasmolisa, yaitu matinya sel karena kehilangan air. Turgor/ketegangan sel akan hilang dan tanaman akan terlihat melayu. Bila cepat tersiram lagi, tanaman akan tertolong, tetapi bila terlambat maka tanaman akan melampaui titik layu permanen dan tidak dapat disembuhkan. Pada Dendrobium akan terlihat bulb berkerut dan daun-daunnya gugur. Pembungaannya tentunya akan mengalami kesulitan. Produksi secara wajar dan teratur baru akan kembali beberapa bulan kemudian.
Angin Kering yang Bertiup Keras.
Pada bulan-bulan tertentu angin kering meniup dengan keras, terutama dari selatan pada musim kemarau. Hal ini berhubungan dengan yang dibicarakan di atas, dengan catatan bahwa walau tanaman disiram, tetapi bila angin menguapkan air lebaih banyak dari daya serap air oleh akar, maka balans air yang negatif akan menyebabkan de-hidratasi jaringan tanaman. Mengingat musim kemarau cukup lama dan dengan demikian angin kering yang keras bertiup lama, maka lama pula penderitaan tanaman dan langkanya bunga.
Pada musim lain angin datang dari utara dan lembab, maka tanaman akan mencoba menyembuhkan diri kembali, tetapi akan makan waktu lama pula. Belum sempat berproduksi lagi dengan melimpah, musim angin kering datang lagi dan begitu seterusnya. Keadaan ini pun menyebabkan pembungaan tidak merata sepanjang tahun.
Derajat Asam yang Goyah
Pada daerah tertentu dimana derajat keasaman atau pH keadaannya rawan, maka menurut pengalaman akan terdapat perbedaan pH pada air sumur di musim hujan dan musim kemarau. Bila pH dalam batasan yang baik, maka pergeseran pH tidak akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan tentunya nantinya pada pembungaan. Dalam keadaan rawan misalnya pada pH yang tinggi, maka dimusim kemarau pH akan lebih tinggi lagi, dan mungkin akan menyebabkan tanaman tidak tumbuh dalam kondisi optimal. Pertumbuhan menurun, begitu pula daya tanaman berbunga.
Pada musim hujan berikutnya, air hujan yang banyak turun akan menurunkan kembali pH pada batasan-batasan yang baik. Tanaman akan tumbuh lebih baik, seolah-olah sembuh dari suatu penyakit, dan kemudian dapat berbunga secara normal kembali. Sementara itu beberapa bulan telah terlewat dan selama itu tidak ada bunga dihasilkan.
Hal-hal yang sama dapat pula terjadi bila pH berada dalam batasan-batasan yang rendah.
II. Cara Merubah
Pengaturan Intensitas Cahaya
Anggrek terestrial yang pada umumnya ditanam terbuka sebaiknya diberi peneduh sedikit di musim kemarau untuk mengurangi intensitas cahaya. Memang dengan demikian pada puncak masa berbunga, jumlah bunga yang dihasilkan menurun, tetapi pada bulan-bulan lain bunga akan dihasilkan.
Pada waktu puncak pembungaan, biasanya harga bunga jatuh, tetapi karena pada bulan-bulan tersebut kita sengaja turunkan produksinya, maka kita tidak terlampau lama mengalamai harga yang rendah itu. Pada bulan-bulan lain, dimana bunga langka dan karenanya harganya mahal, maka kita mempunyai persediaan bunga.
Jelas hal ini akan membantu memperbaiki penghasilan dan pembagiannya dalam bulan demi bulan.
Pengaturan Photoperiodisitas.
Bila kebun kita terletak antara dua bangunan tinggi di timur dan baratnya, maka masa gelap menjadi terlampau lama. Dalam hal ini tentunya tanaman anggrek asal tropis tidak dapat diharapkan berbunga dengan rajin. Dalam lokasi semacam ini sebaiknya genus yang kita tanam di ganti.
Bila dimusim hujan masa gelap yang 11½ jam dapat kita perpanjang menjadi 12½ jam, maka tanaman anggrek tropis dapat diharapkan akan lebih merata berbunganya sepanjang tahun. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan menutup bagian barat serah dengan kain hitam atau bahan lainnya, sehingga jam lima sore tanaman sudah dalam keadaan gelap total.
Mengatur Perbedaan Temperatur.
Hendaknya dicoba dengan membasahi tanah dibawah dan jauh disekeliling rak-rak, dengan maksud membantu mendinginkan tanah dengan lebih cepat dimalam hari. Bila serah terasa hangat dimalam hari diusahakan menurunkan temperatur tersebut dengan membasahi atap serah, bila tanaman ditanam didalam serah. Menurunkan temperatur dimalam hari dapat pula dilakukan dengan meningkatkan kelembaban. Pada serah yang tertutup dapat pula diusahakan menghisap udara pana keluar, misalkan dengan memasang exhaust fan, kipas angin, untuk menghisap keluar udara panas dari dalam ruangan.
Mengatur Temperatur Maksimum.
Dengan mengambil patokan bahwa temperatur jangan sampai melebihi 30ºC, maka konstruksi serah hendaknya diatur demikian rupa sehingga temperatur tidak akan dapat melebihi patokan tersebut. Ventilasi dapat pula digunakan untuk mencegah terlampauinya batasan tersebut, begitu pula angin lalu. Kelembaban dengan semburan air butiran halus yang akan menaikkan kelembaban, akan pula dapat menurunkan temperatur.
Mencegah Kelembaban dibawah batasan tertentu.
Untuk dapat melakukan hal ini maka pengawasan perlu dilakukan. Ada baiknya dipasang higrometer yang secara teratur diamati. Bila kelembaban mendekati batas minimum, maka kelembaban itu dinaikkan lagi dengan penyiraman. Sebagai patokan sementara diambil batasan 60% kelembaban. Lama kelamaan dengan perasaan dapat kita terka bahwa kelembabban itu telah mendekati batasan minimum. Dapat pula dilakukan dengan memperhatikan warna pakis, arang atau media lainnya, yang pada kelembaban rendah akan menjadi kelabu dibandingkan akan menjadi lebih hitam bila kelembaban tinggi atau basah.
Mencegah Angin Kering yang Bertiup Keras.
Disebelah selatan kebun hendaknya ditanam tanaman pematah angin. Angin yang kemudian dapat memasuki kebun, kecepatannya telah menjadi rendah, tidak dapat menghembus hilang kelembaban dari kebun. Kekeringan angin pun tidak akan banyak mempengaruhi kehidupan tanaman.
Tanaman pematah angin itu hendaknya dalam bentuk pohon yang ditanam agak berdekatan dan tiap kali menghadapi musim kemarau diberi pemupukan supaya pohon menghasilkan tajuk yang lebih rapat.
Memantapkan Derajat Keasaman Air Siraman.
Air dari sumur atau sumber lainnya hendaknya ditampung dalam bak dan tiap kali diperiksa pHnya. Bila terlampau tinggi, hendaknya diberi asam kuat dengan dosis tertentu untuk tiap meter kubik air. Bila terlampau rendah, maka hendaknya diberi alkali yang kuat. Sebagai patokan gunakan pH 6,0 – 6,2 yang dianggap sebagai pH yang optimal untuk pertumbuhan.
PENUTUP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar