Kultur kalus
Kultur tunas → lebih mudah propagasi
Kelebihan :
Bebas patogen tertentu kecuali penyakit virus : BBTV dan mosaik
Relatif seragam
Kelemahan :
Kurang tahan penyakit karena terbiasa diperlakukan penuh nutrisi.
Eksplan
Berasal dari induk yang sehat dan subur.
Berasal dari induk yang diketahui jenisnya.
Tempat tumbuh pada lingkungan yang baik.
Ukuran tunas optimal sekitar 5 cm tingginya ( biasanya ukuran tunas yang bisa dipakai sebagai eksplan adalah tunas yang berukuran antara 5 – 10 cm ), bukan tunas yang baru tumbuh atau yang sudah kelewat besar.
Untuk pisang kapok sering tunas perlu digali lebih dalam dari dalam tanah.
Untuk pisang jenis lain baiknya tunas yang kelihatan dari tanah ( Bahasa Jw : ngangkrik )
Tunas langsung diproses sesegar mungkin dan bila terpaksa jangan dimasukkan ke dalam kulkas.
Contoh eksplan pisang
Sterilisasi eksplan
Tunas hidup di atas tanah sering banyak tanah yang melekat perlu dibersihkan hal ini karena pada eksplan tunas pisang mengandung bakteri internal seperti Pseudomonas dan Erwinia. .
Tahapan sterilisasi eksplan :
Tunas dicuci dan disikat dengan sabun sampai bersih kemudian ditiriskan.
Tunas diperkecil dengan dikupas seludangnya sampai berbentuk seperti kerucut di atas kubus ukuran 2 x 2 cm persegi.
Tunas dimasukkan ke dalam gelas piala bersih dan disterilisasi dengan kloroks 0,5 % selama 5 menit.
Bila perlu sterilisasi dapat juga dilakukan dengan sublimat 0,1 % selama 2 menit kemudian dicuci dengan air steril.
Pekerjaan no 1 sampai dengan no 5 dapat dilakukan di ruang terbuka.
Tunas diperkecil lagi setengahnya di dalam laminar air flow. Dan langsung disterilisasi dalam 0,5 % kloroks yang mengandung 0,5 / liter vitamin C selama 5 menit.
Selain cara di atas ada cara yang lain lagi dimana langkah pertama dan kedua sama seperti di atas.
Kemudian setelah tunas dibersihkan dari sisik dan kulit luar satu lapis, kemudian tunas direndam dalam larutan formalin 30 % ( setara dengan 10 % formaldehid ) selama 10 menit.
Setelah itu pelepah paling luar dibuang lagi satu lapis lalu tunas direndam lagi dalam larutan agrimycin 5 gram/ liter selama 12 jam.
Setelah 12 jam perendaman, tunas dicuci untuk menghilangkan sisa-sisa bakterisida. Setelah itu lalu dimasukkan dalam larutan kloroks / bayclin 50 % dan dibiarkan selama 15 menit.
Kemudian setelah itu dimasukkan ke dalam laminar air flow cabinet, pelepah tunas dibuka lagi sebanyak 1 – 2 lapis dan kemudian direndam ke dalam larutan kloroks 20 % selama 10 menit.
Setelah dibilas dengan air steril, tunas direndam ke dalam larutan betadine 20 % selama 10 menit. Ukuran terakhir tunas +/- 1 – 2 cm.
Sterilisasi eksplan di dalam laminar air flow
Eksplan dikupas lapisan bagian luarnya
Kemudian setelah proses sterilisasi eksplan selesai dilakukan eksplan ditiriskan di atas cawan petri beralaskan kertas saring steril. Eksplan siap di tanam dalam medium.
Eksplan yang siap ditanam
Medium kultur jaringan pisang
Medium kultur jaringan pisang pada dasarnya adalah medium MS dengan modifikasi vitamin dan hormon. Unsur makro dan mikro sama, dengan sedikit perbedaan yaitu sukrosa 30 gram diganti dengan D-glukosa atau dektrosa ( teknis atau p.a. ). Menurut pengalaman penggantian ini menyebabkan pertumbuhan lebih cepat.
Biotin : 0,05 ppm
Myo inositol : 1 ppm
Thiamin : 0,4 ppm
Piridoksin : 4 ppm
Ascorbic acid : 5 – 50 ppm
Gula :
Dextrosa : 30 gram
Medium :
P2 : MS + Vitamin + 5 – 7 ppm BA + 100 ml air kelapa
P3 : MS + Vitamin + 2 ppm IBA / IAA + 0,1 kinetin + 100 ml air kelapa
Keterangan :
P1 : medium inisiasi tunas
P2 : medium perbanyakan tunas
P3 : medium perakaran
Untuk tiap jenis pisang susunan medium dapat diubah sesuai kebutuhan.
Pisang yang pertumbuhannya subur seperti Kapok memerlukan BA yang lebih banyak, dan auksin yang lebih rendah.
Tahapan penanaman :
Inisiasi Tunas
Tunas yang sudah siap tanam dimasukkan ke dalam medium P1 ( medium inisiasi tunas )
Eksplan dalam medium inisiasi tunas
Kupas lagi eksplannya dengan cara aseptis sampai berukuran ½ nya. Tanam kembali sampai terlihat hijau lagi dan itu artinya eksplan hidup. Eksplan berubah warna menjadi kehijauan
Belah eksplan menjadi dua bagian dan kemudian diletakkan titik tumbuhnya menempel pada medium. Tunggu sampai muncul tunas kecil dan berwarna putih seukuran 2 – 3 mm.
Sebagai catatan proses terjadinya multiplikasi tunas yang pertama biasanya terjadi antara minggu ke 8 – 12. Dan setelah terjadi multiplikasi tunas ini baru bisa dilakukan subkultur.
Tunas yang tumbuh dipotong dan dipindahkan ( disubkultur ) ke medium P1 ( medium inisiasi tunas ) lagi dengan hati-hati, jangan sampai rusak. Tunas yang sudah tumbuh banyak harus sering dipecah dan dipindahkan ( disubkultur ) ke medium P1 ( medium inisiasi tunas ) lagi. Tunas yang cukup besar, besarnya seragam dan mulai mengalami differensiasi organ lain yaitu daun dipindahkan ( disubkulturkan ) ke P2 ( medium perbanyakan tunas ), satu atau dua kali sesuai kebutuhan. Tunas kecil dipindahkan ( disubkultur ) ke medium P1 lagi.
Tanaman kecil ( planlet ) dalam P2 ( medium perbanyakan tunas ) dipilih yang seragam kemudian dipindahkan ( disubkultur ) medium P3 ( medium perakaran ) untuk bisa melakukan proses perakaran. Bila planlet sudah berdaun 4 – 5 helai daun berarti sudah siap keluar untuk dilakukan aklimatisasi. Catatan :
Dalam proses subkultur pada medium yang sama dapat dilakukan sampai 6 kali subkultur, baru kemudian bisa dipindahkan untuk diakarkan pada medium P3 ( medium perakaraan ). Dan seluruh proses subkultur dari awal sampai akhir ada baiknya jangan sampai melebihi 10 kali subkultur karena akan mengurangi kualitas planlet yang dihasilkan.
Aklimatisasi
Aklimatisasi dapat dilakukan secara majemuk pada bedengan di bawah tempat yang teduh atau secara tunggal pada gelas bekas aqua yang diisi tanah subur ditambahkan pasir dengan perbandingan 1 : 1 . Pada saat aklimatisasi ini umumnya 2 minggu dengan sungkup dan 4 minggu tanpa sungkup. Dan pada saat itu planlet sudah mencapai tinggi 20 – 25 cm.
Selanjutnya bibit siap ditumbuhkan dalam polibag. Aklimatisasi dalam sungkup
Nursery
Tanaman perlu ditumbuhkan di nursery sampai mencapai tinggi 50 – 60 cm kemudian dipindahkan ke lapangan.
Pisang hasil kultur yang siap ditanam di lapang
Mari kita runut dari awal, yang perlu saya ketahui adalah dari botolnya apa botol yang dipakai bekas pernah digunakan dan terkontaminasi. Kalau seperti itu botolnya cara membersihkannya bagaimana apa sudah dicuci bersih lalu diautoclaf. Kalau habis dicuci tidak diautoklaf berarti sumber kontaminasi mungkin dari itu. Selanjutnya saat membuat media pada saat autoklaf setelah selesai autoclaf langsung dijos ( langsung dibuang tekanan uapnya tanpa menunggu tekanan menjadi nol dan dingin ). Tapi kalau sampai tingkat ini harusnya media yang diinkubasi 7 hari setelah pembuatan media kelihatan ada yang mulai terkontaminasi jamur atau bakteri. Kalau setelah 7 hari setelah pembuatan media tidak ada yang terkontaminasi berarti bukan karena 2 hal di depan artinya 2 hal di atas prosedurya sudah benar. Lalu kita lanjutkan kemungkinan yang lain yaitu proses sterilisasi ekplantnya. Saya ingin tahu cara mensterilkan eksplannya. Apakah pernah melakukan sterilisari dengan cara setelah eksplant diambil dicuci dengan air sabun ditambah bayclean selama 10 menit lalu dibilas dibawah air mengalir selama 15 menit lalu masukkan dulu ke fungisida selama 30 menit dimana fungisidanya terus diputar dengan magnetik stirer. Setelah itu dibawa ke laminar. Oh yach sebelum LAF digunakan terlebih dahulu dibersihkan dengan disemprotkan alkohol atau spritus lalu dilap dengan tisu sampai bersih setelah bersih LAF disterilkan dengan lampu UV selama 15 menit. Setekah itu eksplan dari luar LAF bisa dimasukkan. Lalu direndam dalam bayclean coba 10% selama 10 menit lalu setelah itu diganti dengan bayclean 5% selama 10 menit setelah itu dibilas dengan air steril 3 kali masing-masing selama 10 menit. Jadi untuk sterilisasi eksplan saja sudah 1,5 jam baru setelah dibilas dengan air steril baru bisa dipotong-potong dengan mess steril dan beralaskan kertas saring steril. Setelah dipotong diletakkan di petridish yang beralaskan kertas saring steril. Lalu saat masukkan eksplant ke media saat membuka tutup botol sebelumnya tutup botol dikenakan pada api lampu bunsen lalu setelah tutup botol dibuka leher botol juga dikenakan di lampu bunsen setelah itu bagian botol yang terbuka didekatkan ke api botol dan saat masukkin eksplant, masukkan eksplant melewati atasnya api botol dan setelah eksplant di dalam botol leher botol dikenakan api lampu bunsen lagi dan tutup aluminium foil juga dikenakan api lampu bunsen sebelum digunakan untuk menutup. Kalau perlu tutup aluminium foil dikuatkan dengan karet gelang atau dilapisi plastik frap. Kalau masih kontaminasi bakteri berarti saat eksplant dimasukkan masih basah artinya air yang menempel pada eksplam belum kering benar dan konsentrasi bayclean masih terlalu rendah. Lalu kalau kontaminasinya jamur berarti lingkungan tempat menanam belum bersih betul atau membersihkan alat baik botol, pinset, dan alat lainnya kurang bersih dan steril.
BalasHapusass. wr. wb.
BalasHapusinfonya sangat berguna sekali buat saya, karena saya juga sedang melakukan penelitian tentang kultur jaringan pisang dan sudah beberapa kali mengalami kegagalan.. dari membaca blog ini saya mendapat banyak info agar penelitian saya bisa lebih baik lagi.
wass. wr. wb
Terima kasih juga telah membaca blog ini dan kalau masih ada kendala saya siap membantu Pak baik saran maupun bahan-bahan kimianya kita ada media yang siap pakai tinggal larutin dengan aquadest menyimpannya mudah dan tahan lama. Serta ada pula bahan untuk mencegah kontaminasi.
BalasHapusBang,bahan kimianya bisa peroleh dimana ?
BalasHapusBang, setelah ekplannya dimasukan kedalam botol cabinet.. didalam botol itu dimasukan apa aja...?? apa cukup dengan air kelapa aja...???
BalasHapusUntuk bahan kimia untuk mendapatkannya bisa menghubung saya via email di agungsurono@yahoo.com
BalasHapusEksplan dimasukkan dalam botol yang berisi media MS dan hormon tumbuh misalkan hormon dari golongan sitokinin misalnya BAP.
BalasHapusbang... proses pengkulturannya ini dari awal hingga proses aklimatisasi berlangsung berapa lama bang...
BalasHapusDari awal hingga akhir biasanya memerlukan waktu sekitar 1 tahun untuk pisang tapi untuk tanaman tertentu seperti kurma bisa memerlukan waktu hingga 4 - 5 tahun. Bahkan di kurma untuk masa inisiasi bisa memakan waktu 2 tahun dalam kondisi gelap.
HapusTrims ya atas infonya
BalasHapusSama-sama
Hapus