Kamis, 30 September 2010

JALAN-JALAN KE LABORATORIUM BIAK JARINGAN DAN SEL TUMBUHAN BIDANG BOTANI PUSAT PENELITIAN BIOLOGI LIPI CIBINONG SCIENCE CENTER

LABORATORIUM BIAK JARINGAN DAN SEL TUMBUHAN
BIDANG BOTANI PUSAT PENELITIAN BIOLOGI LIPI CIBINONG SCIENCE CENTER
JL RAYA JAKARTA BOGOR KM 46
CIBINONG 16911

Lingkup kerja :

Kultur jaringan sel dan jaringan tumbuhan adalah teknologi menumbuhkan sel, jaringan atau organ di dalam tabung gelas (in vitro) yang didalamnya berisi medium dan lingkungan buatan yang memungkinkan potongan tumbuhan yang ditanam dapat tumbuh sesuai dengan tujuan kita (potongan tumbuhan yang di tanam akan tumbuh berlipat ganda atau bisa beregenerasi menjadi banyak tanaman baru).

Teknologi in vitro ini sangat powerfull untuk meningkatkan keanekaragaman genetik tumbuhan. Dengan menggunakan teknologi ini maka proses manipulasi ploidi, mutasi, dan atau seleksi dapat dilakukan pada tingkat organ, jaringan, atau sel dan protoplast. Dengan menggunakan teknologi in vitro pula sampai saat ini masih menjadi teknik dasar untuk rekayasa genetika. Teknologi in vitro ini telah banyak digunakan untuk pengadaan bibit secara besar-besaran seperti : tumbuhan pisang, kelapa sawit, jati, anggrek, tanaman hias, dan lain-lainnya. Oleh karena itu teknologi in vitro ini sering sekali salah kaprah hanya sebagai teknik pembiakan tumbuhan atau mikropropagasi.

Fasilitas :

Laboratorium biak jaringan dan sel tumbuhan menempati ruang seluas 200 m² dan terdiri dari :

  • dapur,
  • ruang preparasi medium,
  • ruang transfer,
  • dan 3 ruang inkubasi kultur.

Peralatan laboratorium yang lengkap terdiri dari :

  • 8 laminar air flow cabinet,
  • 4 shaker, waterbath,
  • centrifuge,
  • 2 mikroskop inverted,
  • mikroskop stereo,
  • mikroskop diseksi,
  • fasilitas cryopreservasi,
  • dan fasilitas pembibitan.

Penelitian di laboratorium biak jaringan atau sel tumbuhan :

    • Hampir 70% tumbuhan angiospermae bersifat poliploidi termasuk didalamnya tumbuhan kentang, ubi jalar, tebu dan pisang. Tumbuhan poliploidi bersosok lebih besar daripada yang bersifat diploid, oleh karena itu tumbuhan yang bersifat poliploidi cenderung lebih produktif dibandingkan tumbuhan yang diploid. Induksi poliploidi dari tumbuhan diploid mempunyai maksud untuk meningkatkan produktifitas tumbuhan tersebut misalnya : kentang hitam, kunyit putih, jati dan lain-lain atau bisa juga untuk menyediakan tetua (indukkan) persilangan untuk tumbuhan pisang.
    • Tumbuhan yang diperbanyak secara vegetatif cenderung mempunyai keragaman genetik yang sempit. Mutasi dapat meningkatkan keragaman genetik tersebut. Tumbuhan yang dimutasi meliputi anggrek Dendrobium, kentang hitam, iles-iles dan kunyiy putih.
    • Contoh penelitian mutasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
    • Dendrobium stratiotes dimutasi dengan menggunakan senyawa kimia EMS dengan tujuan untuk mendapatkan mutan dengan sifat baru.
    • Pisang dilakukan induksi ploidisasi secara in vitro telah menghasilkan beberapa tumbuhan pisang tetraploid ( Mas Madu ) dengan daun jatuh, hal ini berbeda dibandingkan tumbuhan pisang yang diploid dengan daun ke atas. Ploidi sudah dikonfirmasi dengan menggunakan flow cytometer.
    • Kentang hitam dilakukan perbanyakan in vitro dengan maksud untuk persiapan perbanyakan klonal dan massal bibit hasil manipulasi in vitro seperti induksi poliploidi dan mutasi. Perbaikan ukuran dan kualitas adalah tujuan dari manipulasi in vitro yang sedang dilakukan.
    • Curcuma zedoaria hasil perbanyakan kultur jaringan membentuk rimpang di polibag. Mutasi diharapkan meningkatkan keragaman genetiknya.
    • Jati hasil perbanyakan in vitro tumbuh sehat dan cepat ( 8 tahun mencapai diameter 35 cm ) dengan bibit berakar tunjang majemuk (50% ).

Teknik biak protoplast dan fusinya dipakai untuk menggabungkan sifat dari 2 induk yang tidak bisa digabungkan secara konvensional ( grafting atau persilangan ). Teknik ini sedang dikembangkan untuk tumbuhan pisang, kentang hitam, dan anggrek Dendrobium.

Perbanyakan tumbuhan merupakan prasyarat bagi pemanfaatan plasma nutfah hasil rekayasa in vitro. Perbanyakan tumbuhan juga dilakukan untuk komoditi yang sedang diteliti.

Plasma nutfah hasil manipulasi in vitro akan kehilangan daya regenerasinya bila terus menerus disubkultur. Penyimpanan dalam nitrogen cair ( cryopreservation ) diperlukan untuk konservasi plasma nutfah tersebut.

Capaian teknologi in vitro :

  • Tumbuhan pangan meliputi talas, alpokat, pisang, kentang hitam, iles-iles.
  • Tumbuhan hutan meliputi jati, cendana, gaharu.
  • Tumbuhan obat meliputi jahe, gynura, temu-temuan, brucea.
  • Tumbuhan hias meliputi nephentes, berbagai jenis anggrek, amarilys, lily, aglonema, anthurium.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar