Laman

Selasa, 09 Maret 2010

PERANAN CAHAYA BUATAN UNTUK KEHIDUPAN TANAMAN KHUSUSNYA ANGGREK

PAI Cabang Yogyakarta

Penanaman anggrek di ruang kurang cahaya seperti ruang bawah tanah, ruang tanpa jendela yang yang sama sekali tidak mendapatkan cahaya matahari, dapat dibantu dengan cahaya buatan. Akan tetapi pemeliharaan ditempat tersebut harus diatur keadaannya sedemikian rupa sehingga mendekati kebutuhan faktor-faktor hidup anggrek di rumah kaca. Untuk itu diperlukan alat-alat perlengkapan khusus seperti meja atau bangku, kipas angin listrik, alat untuk penyiraman, ”foot candle meter”, ballast, atau transformator. Sumber cahaya yang biasa digunakan adalah ”tube fluorescent” dan lampu wolfram dan yang terbaik adalah menggunakan kombinasi keduanya.

Kebanyakan petani diluar negeri telah menggunakan cahaya buatan untuk mengatur pembungaan, disamping kandungan lain seperti pertumbuhan tanaman lebih cepat, berbunganya lebih cepat dan banyak, serta lebih menghemat waktu dan tenaga dibandingkan dengan yang ditanam di green house atau kebun.

Cahaya yang dilanjutkan pada malam hari dengan cahaya buatan, cukup menghalangi berbunganya suatu tanaman. Sebagai contoh ialah pembungaan Cattleya diperlambat jika menerima cahaya terus menerus. Penggunaan lampu pijar 50 lux untuk beberapa jam telah dapat menunda pembungaan Cattleya. Maka pendekatan yang praktis pada anggrek ialah membungakan pada ruangan dalam keadaan yang terkontrol.

Phalaenopsis violacea

Foto : Sulistyono

Phalaenopsis Joan Kaye adalah bunga pertama yang dipelihara dari pernyerbukkan sampai pembungaan dengan mengunakan tiga lampu ”Coal White” 20 watt dan lampu ”Agro lite” yang tidak pernah mendapatkan sinar matahari, ternyata sangat merangsang pembentukkan tunas, pembungaan, dan pengembangan tunas. Sejumlah besar lampu-lampu yang menerangi areal yang sempit ( 20 watt per feet persegi ) telah terbukti berhasil untuk memelihara bibit. Disamping Phalaenopsis Joan Kaye, maka Phalaenopsis violacea, Eneyelia fragrans, dan Oncidium veriegatum juga berbunga teratur sepanjang tahun.

Sumber cahaya yang digunakan ditempatkan langsung di atas daun-daun anggrek, tetapi tidak terlalu dekat agar supaya daun tidak terbakar.

Anggrek yang digunakan sebagai hiasan atau dekorasi, biasanya menggunakan beberapa ”tube” yang berukuran 8 – 32 watt. Tidak peduli betapapun sempitnya ruangan, cahaya dari ”tube fluorescent” tidak boleh kurang dari 15 watt/feet persegi. Dalam jangka panjang lebih baik digunakan unit penerangan yang lebih luas sekitar empat ” tube fluorescent” 40 watt diperlengkapi dengan sinar infra merah dan dinaikkan dalam reflektor tunggal atau dua reflektor ganda yang ditempatkan berdampingan.

Reflektor berfungsi melangsungkan cahaya ke tanaman. Bilamana menempatkan tanaman di bawahnya, harus diingat bahwa cahaya ditengah tube adalah paling kuat. Beberapa ” tube fluorescent” yang ditempatkan berdampingan adalah yang paling baik. Satu ”tune” tidak akan menunjang kehidupan tanaman yang tergantung pada cahaya ini.

”Tube” digantungkan dengan rantai sehingga dapat dinaikkan dan diturunkan untuk mengubah intensitas cahaya pada tingkat pertumbuhan.

Bangku/rak dibuat khusus, sehingga menjadi rangkaian yang rapi didalam ruangan. Kebanyakan permukaannya dilapisi dengan pelapis putih.

Email digunakan disemua permukaan dalam ruang, dinding, dan langit-langit untuk memantulkan cahaya pada tanaman anggrek sebanyak mungkin.

Phalaenopsis parishii

Foto : Sulistyono

Anggrek energi rendah, seperti Cypripedium dan Phalaenopsis harus mendapatkan 15 watt/feet persegi. Sumber cahaya terletak 10 – 12 inchi dari pucuk tanaman. Hampir tidak mungkin membakar daun-daun anggrek karena lampu ”fluorescent” memancarkan cahaya sejuk, maka meskipun dekat dengan ”tube” tersebut kemungkinan tidak berbahaya.

Cattleya aclandiae

Foto : Sulistyono

Anggrek energi tinggi, Cattleya dan Epidendrum dapat menggunakan lampu 25 watt, sedekat mungkin pada ”tube” tanpa menyinggung, sampai kira-kira 10 inchi dibawahnya.

Vanda tricolor

Foto : Sulistyono

Cymbidium finlaysonianum

Foto : Sulistyono

Anggrek energi sangat tinggi, seperti Vanda dan Cymbidium sangat baik dengan fluorescent yang diuraikan oleh out put yang tinggi dan out put yang sangat tinggi. Lampu-lampu ini meradiasikan sampai dua kali energi standard, dan tanaman anggrek dapat ditempatkan 2 – 4 feet dibawahnya. Khususnya ini cocol diletakkan di jendela-jendela dimana sumber cahaya tersembunyi dari pandangan langsung. Sayangnya lampu energi tinggi ini kekurangan radiasi sinar merah. Bila digunakan dalam keadaan tidak ada sinar matahari, 10 – 12 % wattage total diberikan dari lampu-lampu pijar.

Anggrek yang ditanam dalam ruang gelap dengan peralatan yang tersedia, cara pemeliharaan yang baik, disinari dengan lampu ’fluorescent”, dapat memberikan banyak kesenangan dari keadaan yang nampaknya kurang ideal.

Kebanyakkan anggrek, pertumbuhan dan berbunganya tidak terpengaruh oleh perubahan musim.

Kelembaban yang diperlukan adalah sedang yaitu antara 50 – 60 % selama pembungaan, dan jauh lebih sedikit selama gelap. Penyiraman agak lebih sedikit jumlahnya, walaupun sering diberikan. Di dalam ruangan sempit dan tertutup yang berhubungan dengan cahaya buatan, penguapan air cenderung lambat. Sebaliknya anggrek dibawah penyinaran cahaya matahari nampaknya memerlukan air lebih banyak daripada keadaan lain. Nampaknya ada kenaikkan transpirasi, yang dirangsang oleh proses pertumbuhan yang lebih aktif. Aturan penyiraman adalah penting dan merupakan salah satu perlakuan yang harus cermat dan diusahakan agar supaya tidak terjadi penyiraman berlebihan. Para penanam anggrek dengan cahaya buatan akan mendapati bahwa tidak ada cara yang umum untuk penyiraman, masing-masing kan memasang peralatannya sendiri-sendiri sesuai dengan keperluannya. Kelembaban dapat ditambahkan dengan alat khusus. Methode penyemprotan tidak cocok dilakukan dalam ruang tertutup.

Ventilasi yang baik adalah penting, juga sirkulasi udara yang baik dan kontinyu. Maka harus dibuat perlengkapan yang memadai untuk menghalau udara kotor secara lambat dan otomatis. Sebuah atau dua buah kipas angin listrik yang kecil harus dipasang terus untuk menjaga pergerakan udara, menghambat perkembangan jamur, dan menjaga agar supaya tanaman tetap mendapatkan CO2 yang diperlukan, sebagai hasil dari kultur cahaya buatan.

Dalam hubungannya dengan pemberian makanan, anggrek yang ditanam di bawah cahaya buatan dipupuk lebih sering, tetapi dengan dosis yang rendah.

Berdasarkan pengalaman dari John Wisniewski, anggrek yang ditanam diruang bawah tanah memerlukan suhu ruang 60ºF - 75ºF.

Dendrobium senile

Foto : Sulistyono

Kebanyakan tanaman seperti Dendrobium, Oncidium tetrapetalum, Oncidium flexuosum, Cattleya aurantiaca, Phalaenopsis sp, Paphiopedillum sp. Lebih menyukai ruang bawah tanah yang sejuk daripada ruang yang panas pada musim panas., karena selama tanaman sedang berbunga banyak dipengaruhi oleh suhu dingin.

Penanaman pada pot, menggunakan media pot yang memungkinkan drainasenya cepat. Untuk Phalaenopsis media yang digunakan adalah kulit pohon yang kasar tanpa penambahan apapun.

Tanaman anggrek yang ditanam di bawah cahaya buatan, kurang ideal apabila menggunakan banyak campuran dalam media pot, karena sesudah tanaman disiram, air yang tertahan terlalu lama.

Apabila ragu-ragu mengenai kecocokan dari media yang digunakan, maka dilakukan penyiraman dengan cepat dan dinanti selama 48 jam, kemudian dicek, jika di bawah permukaan masih basah, maka ditambah pecahan pot yang lebih banyak, atau mengganti ke pot tanah apabila pot dibuat dari plastik.

Tanaman tidak akan mati, meskipun tidak ditanam dalam pot, asal dilakukan penyiraman dan pemupukkan. Untuk Oncidium cukup dipanjatkan di atas dahan-dahan kecil. Air harus dalam keadaan yang cukup, demikian juga ruang udaranya harus diperhatikan.

Dosis pupuk yang digunakan rendah, tergantung pada medianya. Untuk tanaman yang terlalu tinggi tidak sesuai apabila ditanam dengan menggunakan cahaya buatan, karena sumber cahaya tidak membentuk sudut ( membelok ) sebagaimana di green house, sehingga hanya pucuk tanaman yang menerima banyak cahaya. Sebaiknya tanaman yang ditanam dengan metode seperti tersebut di atas, dipilih yang tinggi kira-kira sama ( seragam ) untuk memudahkan penempatannya didaerah cahaya, sehingga cahaya yang diterima tanaman tersebut merata.

Salah satu cara yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang memuaskan adalah pemilihan lampu ”Fluorescent” yang tersedia, dengan hati-hati.

Umumnya untuk pertumbuhan anggrek, diperlukan lampu yang menghasilkan cahaya biru (430 nm), merah (600 nm), dan infra merah (740 nm) dari spektrum cahaya yang terlihat mata. Pada waktu yang lampau ini dicapai dengan menggunakan kombinasi lampu fluorescent ”Cool-white” yang kaya cahaya biru serta lampu pijar yang kaya cahaya merah dan infra merah.

Selamat mencoba.

Pustaka :

Sandrick, J.J.L., 1979, A guide to the selection of fluorescent lamps, Amer. Orch. Soc. Bull. 48 (6) : 567 – 575.

Suseno, H., 1976, Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif. Pertemuan Penganggrek Nasional I. p. 13.

Wisniewski, J., 1979, Fluorescent hight culture for orchid. Amer. Orch. Soc. Bull. 48 (7) :691 – 694.

KEMUNGKINAN CATTLEYA SEBAGAI BUNGA POTONG


Oleh PAI Cabang Yogyakarta

Sejak pertemuan penganggrek yang pertama, belum pernah dibicarakan mengenai kemungkinan jenis anggrek Cattleya sebagai penghasil bunga potong.

Pikiran ini timbul karena pengalaman penulis tidak dapat memenuhi permintaan bunga jenis ini pada hari-hari besar, terutama bulan-bulan banyak temanten yang memerlukan bunga yang berkwalitas paling baik.

Sebelum dibicarakan mengenai kemungkinan-kemungkinan dipergunakan sebagai bunga potong, sepintas akan diperkenalkan jenis dan persyaratan hidup anggrek ini.


Cattleya termasuk anggrek epifit yang sympodial, dengan demikian jenis ini selalu beranak rata-rata tiap 6 bulan dan di ujung tiap anakan yang merupakan umbi semu keluar rangkaian bunga. Banyaknya kuntum tiap rangkaian antara dua sampai delapan tergantung jenisnya. Kalau digolongkan menurut banyaknya daun pada suatu umbi semu dibedakan Cattleya berdaun satu dan yang berdaun dua. Biasanya yang berdaun satu berbunga sedikit ( dua ) tetapi berukuran besar ( garis tengah ± 14 – 20 cm ) dan yang berdaun dua berbunga banyak ( sampai delapan ) tetapi ukurannya kecil ( garis tengah ± 8 – 13 cm ).

Di tanah asalnya Cattleya hidup pada suhu antara 18ºC -  22ºC, tetapi di tanah air kita jenis ini dapat hidup dengan baiknya, yaitu antara suhu sekitar26ºC -  30ºC. Suhu ini penting, karena tanaman anggrek seperti makluk hidup lainnya untuk hidupnya perlu bernafas, sedangkan untuk bernafas diperlukan tenaga. Suhu yang terlalu tinggi  akan menggiatkan pernafasan, berarti akan dikeluarkan banyak tenaga. Apabila tenaga yang diperoleh tanaman kurang atau sama dengan tenaga yang dikeluarkan untuk pernafasan, sisa tenaga untuk tumbuh tidak ada. Maka apabila dirasa suhu pada suatu hari terlalu tinggi, tempat sekitar tanaman perlu disiram dengan maksud menurunkan suhu di tempat tersebut. Selain suhu siang hari, suhu pada malam hari juga penting. Suhu yang terlalu rendah akan menghambat pernafasan, sehingga pertumbuhannyapun akan berkurang.

Suhu tidak dapat dipisahkan dengan kelembaban ( kelembaban nisbi ) Cattleya memerlukan kelembaban nisbi 65 – 70 % pada cahaya matahari terang. Kalau suhu udara naik kelembaban turun. Perlakuan penyiraman tempat sekitar selain menurunkan suhu juga menaikkan kelembaban.

Cahaya merupakan faktor terpenting dalam hidupnya tanaman. Dengan cahaya matahari tanaman menghasilkan tenaga, yang seperti telah disebut dimuka tenaga ini dipergunakan untuk pernafasan dan pertumbuhan. Berapa banyak cahaya yang dibutuhkan Cattleya untuk hidupnya yang terbaik dapat dilihat dari warna hijau daun-daunnya. Warna kuning dan umbi semu yang pendek-pendek menandakan terlalu banyak cahaya. Warna hijau tua dengan umbi semu yang langsing menandakan kurang cahaya. Pada Cattleya yang berwarna kadang-kadang mengeluarkan warna merah pada daunnya apabila mendapatkan cahaya cukup banyak. Tetapi kadang-kadang pada selaput tunas yang baru terdapat juga warna merah. Warna ini tidak disebabkan oleh terlalu banyak cahaya, bahkan keadaan yang demikian ini daun-daunnya berwarna hijau muda segar. Menurut pengalaman penulis cahaya 60 – 70 % cukup baik bagi pertumbuhan dan perkembangan jenis Cattleya.

Di samping ketiga faktor tersebut di atas ventilasi juga merupakan faktor yang perlu mendapat perhatian. Udara lembab yang tidak bergerak memungkinkan pertumbuhan jamur dan penyakit lainnya. Di samping itu udara segar menyediakan gas asam arang yang diperlukan tanaman untuk mengadakan asimilasi C. Tetapi gerakan angin yang terlalu besar juga tidak dikehendaki karena menyebabkan penguapan yang terlalu cepat dan menurunkan kelembaban yang sangat, sehingga tanaman akan kekurangan air.

Inilah sekilas persyaratan untuk penempatan jenis Cattleya. Pelaksanaannya pemeliharaan jenis ini lebih mudah dari jenis anggrek yang lain. Kalau di tempat kita suhu dan kelembabannya cocok, tinggal mengatur banyaknya cahaya yang masuk. Untuk ini diperlukan bangunan untuk peneduhan. Tentunya air juga harus tersedia.

Pikiran penulis untuk mengusulkan jenis Cattleya sebagai penghasil bunga potong didasari oleh pengalaman-pengalaman sebagai berikut :

  • Seperti telah disebut dimuka, penulis tidak dapat memenuhi permintaan akan kebutuhan bunga jenis anggrek ini, meskipun tidak diketahui sampai seberapa besar permintaan akan bunga ini dan terbatas pada kebutuhan lokal. Tetapi kalau dari lain kota sampai datang berarti ada cukup permintaan, atau karena jarang yang memelihara jenis ini.
  • Dari pengalaman memelihara macam-macam jenis, penulis berkesimpulan untuk bahwa pemeliharaan Cattleya adalah sangat mudah.
  • Hama dan penyakit boleh dikatakan jarang sekali. Kalau ada tidak berbahaya seperti pada jenis Dendrobium, sehingga penggunaan pertisida dapat ditiadakan.
  • Tidak memakan banyak tempat seperti pada jenis-jenis Vanda quarter  dan jenis-jenis yang besar tanamannya, sehingga menghemat tempat atau untuk tempat yang tidak begitu luas dapat menampung jumlah yang cukup banyak. Hal ini cocok bagi para penganggrek yang halamannya tidak begitu luas (± 500 m² ).
  • Cukup ekonomis. Perlu diterangkan misalnya Cattleya aubade harga bibitnya murah akan tetapi harga bunganya lumayan tinggi selain itu tiap bulannya kita masih bisa menjual bibit tanaman ini yang berupa umbinya. Tanaman Cattleya ini berbunga tiap 6 bulan dan satu rangkaian bunga dapat membawa 4 kuntum. Akan tetapi kalau yang dipelihara untuk penghasil bunga potong seperti Blc ”Lucky Strike” atau Cattleya setingkat itu mungkin kurang ekonomis dikarenakan oleh bibitnya yang mahal akan tetapi bunganya tiap tahun hanya menghasilkan 4 kuntum bunga saja. Hanya berusaha dengan anggrek yang demikian ini memerlukan modal yang besar dan penjualan anakannya tidak begitu mudah. Selain diperlukan modal yang besar kalau menunggu dari bibit memakan waktu lama. Menurut Rebbeca T. Northern dari menyebar sampai berbunga memakan waktu sekitar 7 tahun. Tetapi di tanah air kita yang beriklim tropis dapat lebih cepat lagi Pengalaman penulis mulai mengeluarkan dari botol sampai berbunga memakan waktu 4 sampai 5 tahun. Rasanya memang lama tetapi kalau yang dikeluarkan dari botol terdiri dari beribu-ribu bibit sampai 4 sampai 6 tahun kami kira tidak lama. Kecuali itu harga tanamannya stabil. Silakan mengingat harga Vanda Genta Bandung yang sangat cepat merosot.
  • Pertimbangan lain ialah bahwa jenis Cattleya ini mempunyai ketahanan hidup yang sangat tinggi. Dari koleksi penulis masih terdapat jenis-jenis Cattleya angkatan tahun lima puluhan antara lain karya Sdr. Khoe May Seng almarhum, sedangkan silangan Dendrobium zaman itu seperti M5 dll sudah tidak ada bekas-bekasnya. Menurut teori memang anggrek ini dapat hidup selamanya asal tidak diganggu oleh hama dan penyakit dan cukup mendapatkan makanan dan air. Tetapi dengan pasang surutnya intensitas pemeliharaan ternyata yang tetap jaya adalah Cattleya.

            Untuk mencapai tujuan seperti pada judul sangat tergantung dari pandangan para penyilang kita apakah sekiranya bibit-bibit dalam botol dari Cattleya untuk bunga potong dapat diterima para penganggrek. Saya kira-kira tidak terlalu pesimis kalau kita menyadari tentang sifat-sifat yang menguntungkan dari jenis anggrek ini.

            Tentunya dalam membuat silangan ini diambil jenis yang berbunga banyak yang diserbuki dengan tepungsari dari jenis yang bermutu. Penulis masih mempunyai C. Harisonae yang berbunga cukup banyak ( empat ) dan dapat tahan satu bulan lebih. Seandainya Cattleya ini disilangkan dengan Blc ”Lucky strike” atau Blc ”Normans Bay” saya kira akan menghasilkan keturunan yang cukup baik untuk bunga potong.

Meskipun penulis menganjurkan jenis Cattleya tetapi untuk tidak membosankan diselingi dengan jenis-jenis Dendrobium yang mempunyai rangkaian bunga yang panjang.

Jumat, 05 Maret 2010

PENYAKIT BUSUK DAUN PADA ANGGREK BULAN ( Phalaenopsis sp ).

Phalaenopsis lindenii

Oleh : Dyah Widiastoety

Puslitbang Holtikultura Badan Litbang Pertanian.

Foto : Sulistyono

Tanaman anggrek merupakan salah satu jenis tanaman hias yang selain mempunyai nilai estetika tinggi, juga secara ekonomis cukup menguntungkan. Saat ini banyak orang memilihnya sebagai lapangan usaha.

Salah satu konsekwensinya dalam pengelolaan tanaman anggrek adalah timbulnya masalah penyakit yang secara langsung dapat merugikan. Penyakit yang banyak menyerang tanaman anggrek bulan ( Phalaenopsis sp. ) adalah busuk daun. Gejala penyakit busuk daun ini ditandai dengan timbulnya bercak yang berwarna lebih gelap dibandingkan dengan daun yang sehat. Selanjutnya daun menjadi lunak dan berair, turgornya hilang, dan mengeluarkan bau yang khas. Penyakit ini akan menjalar ke bagian pucuk tanaman ( titik tumbuh ) sehingga dalam waktu singkat tanaman akan mati. Pemberantasan yang dilakukan pada umumnya adalah memotong daun yang terserang penyakit atau membuang tanaman tersebut.

Pada umumnya infeksi bakteri pada anggrek bulan terjadi bila pada permukaan tanaman terdapat genangan air dan kurangnya sirkulasi udara. Bakteri masuk ke dalam tanaman melalui mulut daun ( stomata ) atau karena adanya luka. Infeksi yang ditimbulkan disebabkan oleh Erwinia carotovora yang lebih dikenal sebagai penyakit busuk ”Soft rot”.

Menurut McCorcle et al. ( 1969 ) penyakit busuk daun pada anggrek bulan disebabkan oleh Pseudomonas aeruginosa. Burnett ( 1974 ) melaporkan bahwa pemberantasan untuk bercak kecil yang terdapat pada permukaan daun bagian atas dapat dilakukan dengan menggunakan larutan sublimat 0,1 %. Bagian yang terinfeksi tersebut diolesi dengan larutan sublimat 0,1 %. Burnett ( 1974 ) melaporkan bahwa consan-20 yang mengandung senyawa khlor sangat efektif dalam pemberantasan penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri.

Dalam usaha pemberantasan bakteri selain digunakan senyawa-senyawa antibakteria, digunakan pula antibiotika. Antibiotika yang digunakan dalam bidang pertanian terdiri dari formula Streptomycin atau streptomycin dengan terramycin. Menurut Agrios ( 1970 ) beberapa antibiotika seperti streptomycin telah berhasil mengurangi infeksi ”soft rot” pada tanaman bila disemprotkan pada tanaman di lapang atau dalam penyimpanan. Akan tetapi, penggunaan ini tidak dapat digunakan secara besar-besaran mengingat residu yang ditinggalkan tidak dikehendaki pada hasil produk pertanian.

ANGGREK ALAM / PESONA ALAMI Phalaenopsis amabilis ( L. ) Blume

Phalaenopsis amabilis

Oleh : Dr. Irawati

Foto : Sulistyono 

Anggrek epifit yang perawakannya tegar bervariasi. Batang menggantung, pendek, tertutup oleh panggkal daun yang bertumpang tindih dengan teratur. Daun 3 – 8, kaku, tergantung, ellips membundar, bundar telur atau lanset sungsang, mencapai 50 cm panjang dan 10 cm lebarnya, ujungnya tumpul atau tajam, permukaan atas mengkilat. Rangkaian bunga dapat mencapai 1 m, kadang-kadang bercabang. Bunga bervariasi ukuran serta warnyanya, teksturnya halus, menyolok, tahan lama. Helai daun kelopak dan mahkota berwarna putih susu bersemu merah jambu di bagian belakangnya terutama di bagian pangkal. Bibirnya putih, tepinya kuning, kalus juga kuning berbintik merah tua. Kelopak atas eliptik agak melengkung, mencapai 4 cm panjang dan 2,5 cm lebarnya, agak meruncing. Kelopak samping eliptik agak melengkung.  Daun mahkota hampir membulat, atau hampir berbentuk ginjal dengan baji di pangkalnya, mencapai 4,5 cm panjang dan 5 cm lebarnya, membulat di ujungnya. Bibir tebal, melengkung, terdiri dari 3 cuping, mencapai 2,3 cm lebarnya. Cuping samping berbentuk sundip tegak, cuping tengah berbentuk salib dengan lengan pendek, segitiga, runcing dengan 2 ( dua ) sulur seperti cambuk di ujungnya. Kalus hampir persegi empat, berdaging. Tugu pendek berbentuk silinder. Pada setiap ketiak daun tanaman ini mempunyai 2 primordia tunas.

Jumlah kromosom : 2n = 38; 114; 69 + 3 frakmen; 152 + 2.

Phalaenopsis zebrina 

Sinonim :

Epidendrum amabile Linnaeus; Cymbidium amabile (L.) Roxb.; Synadena amabilis (L.) Raf.; Phalaenopsis grandiflora Lindl.; Phalaenopsis amabilis var. grandiflora ( Lindl.) Batem; Phalaenopsis grandiflora var.gracillima Burb; Phalaenopsis gloriosa Rchb.f.; Phalaenopsis aphrodite var. gloriosa (Rchb.f.) Veitch; Phalaenopsis amabilis var. aphrodite subvar. gloriosa (Rchb.f.) Ames; Phalaenopsis amabilis var. Fournieri Cogn; Phalaenopsis amabilis var. Rimestadiana Linden; Phalaenopsis rimestadiana ( Linden) Rolfe; Phalaenopsis amabilis var. Rimestadiana alba Hort.; Phalaenopsis amabilis var. ramosa van Deventer ; Phalaenopsis amabilis var. ”Gloriosa” (Plehari) van Brero; Phalaenopsis pleyhari Burgeff; Phalaenopsis – Elisabethae Hort.; Angraecum album majus Rumphius.

Nama daerah :

Anggrek bulan, anggrek putih besar, bombo terang, anggrek colan ( Bali ).

Penyebaran :

Kepulauan Mentawai, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Maluku, Timor, Irian ( termasuk Papua Nugini ), P. Palawan, P. Bancalan, P. Lumbucan, Queensland.

Phalaenopsis buyssoniana

Phalaenopsis celebensis

Variasi yang dikenal :
  • Phalaenopsis amabilis var. aurea (Hort.) Rolfe ( Kalimantan ).
  • Phalaenopsis amabilis var. molucana Schltr. ( Sulawesi dan Maluku ).
  • Phalaenopsis amabilis var. papuana ( Irian, Papua Nugini, Australia ).

Sejarah :

Pertama kali anggrek ini dideskripsikan berasal dari P. Ambon oleh G.E. Rumphius pada tahun 1750 sebagai Angraecum album majus. Kemudian ditemukan kembali oleh Pieter Osbeck dalam perjalanannya dari China ke Inggris di ujung barat P. Jawa pada tanggal 19 Januari 1752. Kemudian dideskripsikan dengan nama Epidendrum amabile pada tahun 1753 oleh Linnaeus. Pada tahun 1825 marga dari jenis ini diubah menjadi Phalaenopsis. Dalam dongeng penemuannya, dikatakan bahwa bunga ini berbau harum (?).

Informasi lain :

Dilaporkan bahwa ujung daun anggrek ini dimakan sebagai sayuran di P. Jawa. Rangkaian bunganya dapat bertahan sampai 120 hari. Pembungaan dapat dirangsang dengan suhu rendah ( 18º C ) pada hari pendek. Bunga ini mengandung alkaloida Phalaenopsine ( yang bersifat racun ). Termasuk anggrek yang berfotosintesa dengan sistem CAM ( Crassulacean Acid Metabolisme ). Penelitian elektroforesis pada bunga anggrek ini menyimpulkan bahwa terdapat perubahan pola peroksidase pada beberapa tahap perkembangan bunga, aktivitas peroksidase  meningkat pada saat bunga mulai layu.

Hama dan Penyakit.

Bakteri Erwinia carotovora penyebab busuk basah, seringkali muncul pada musim hujan.

Bercak coklat yang disebabkan oleh bakteri Pseudomonas cattleyae menunjukkan gejala melepuh pada daun dan menjalar ke bagian tanaman lainnya.

Busuk akar yang disebabkan oleh jamur Rhiozoctonia solani.

Penyakit layu yang disebabkan oleh jamur Fusarium oxysporum menyerang tanaman melalui akar atau luka.

Botrytis cinerea seringkali menyerang bunga menyebabkan bercak-bercak halus warna hitam, terutama jika aliran udara kurang baik.

Anthracnose yang disebabkan oleh jamur Colletotrichum gloeosporiodes, C. Cinctum, atau C. archidearum.

Busuk hitam atau busuk tunas disebabkan oleh jamur Phytophyora palmivora dan P. cactorum.

Phytophyora palmivora menyebabkan busuk bagian dalam batang.

Virus cymbidium mosaic, Tobbaco mosaic, dan Odontoglossum mosaic dilaporkan juga menyerang Phalaenopsis.

Tungau Tenuipalpus pacificus yang berwarna putih, kuning, atau kemerahan terutama menyerang bagian atas daun.

Ulat Chliariakina celastroides menyerang bunga dan daun.

Rabu, 03 Maret 2010

PENGEMBANGAN AGRIBISNIS ANGGREK


Oleh : Dr. M. Winarno
Dari  : Direktorat Bina Produksi Hortikultura 
BUDIDAYA ANGGREK.
1. Bibit.
a)      Anggrek monopodial ( Vanda sp., Arachnis, Arenthera ). Untuk jenis anggrek monopodial bibit diperoleh dengan memotong stek batang bagian atas dengan ukuran ± 25 cm.
b)      Anggrek sympodial ( Cattleya, Dendrobium ). Bibit dari jenis anggrek sympodial didapat dari bagian anakan, pemisahan bulb dan memotong keiki.
Selain cara konvensional tersebut di atas perbanyakan bibit anggrek monopodial dan sympodial dapat dilakukan dengan cara kultur jaringan. Secara kultur jaringan bibit dapat diperoleh dalam jumlah yang banyak dan seragam. Tapi cara ini membutuhkan pembiayaan yang tinggi.
Bibit hasil silangan akan menghasilkan jenis yang beragam. 
2. Media Tanam.
Pakis.
Media ini baik dalam penyerapan air. Sebagai media tanam pakis dapat digunakan dalam 2 cara yaitu :
Dipotong-potong ± sepanjang 2 cm untuk mengisi pot.
Dibuat lempengan tempat melekat anggrek dengan ukuran lebar 3 cm dan panjang 20 – 30 cm. 
Arang.
Mempunyai daya serap air rendah/lambat dan mempunyai daya netralisasi terhadap zat-zat racun yang dapat menghalangi pertumbuhan tanaman, miskin zat hara, dan semakin sukar didapat.
Arang dipotong-potong ± 3 cm untuk mengisi pot. 
Sabut Kelapa.
Bagian sabut kelapa yang dipakai untuk media tanam pengisi pot adalah bagian dalam yang berupa serat-serat. Bagian sabut beserta kulitnya dapat dipakai langsung tanpa pot. Sabut kelapa ini sebelum digunakan terlebih dahulu harus dikeringkan, mudah didapat, murah, mudah mengikat air, kaya zat hara, namun mudah menjadi media sumber penyakit. 
Kayu-kayuan.
a)      Potongan kulit kayu berukuran 4 – 5 cm untuk mengisi pot.
b)      Potongan kayu untuk pelekatan anggrek.
c)      Serutan kayu atau serbuk kayu sebagai media tanam anggrek tanah. 
Media dari kayu-kayuan ini mempunyai  daya serap air yang tinggi. 
Lumut.
Lumut yang akan digunakan terlebih dahulu dibersihkan dan dikeringkan. Media lumut mempunyai daya serap yang tinggi terhadap air. 
Akar Kadaka ( Alsophylum glauca ).
Bagian dari akar dibersihkan dari tanah dan dikeringkan. 
Potongan Batu Bata.
Digunakan untuk mengisi bagian dasar dari pot sebanyak 1/3 bagian dan bagian atas dapat menggunakan pakis, lumut, atau akar kadaka. 
3. Pemupukan.
Dalam pemupukan anggrek dapat digunakan pupuk organik, pupuk anorganik, dan pupuk daun. 
Pupuk organik.
Digunakan pupuk kandang yang telah lapuk. Pupuk ini dapat digunakan pada anggrek tanah dan anggrek Dendrobium. Sebelum dipakai terlebih dahulu disterilkan. 
Pupuk anorganik.
Pupuk yang mengandung unsur NPK untuk merangsang pertumbuhan generatif dan vegetatif. Untuk merangsang anakan digunakan pupuk tunggal urea. Untuk merangsang pembungaan dengan pupuk yang mengandung unsur P tinggi. 
Pupuk daun.
Merupakan pupuk yang terlengkap. Dapat digunakan sesuai kebutuhan tanaman berdasarkan petunjuk pada kemasan. Jenis pupuk daun yang biasa digunakan adalah Hyponex, Dakastar, Gandasil, Atonik, Vitabloom, Bayfolan, Pokon, Wuxal ( 2 gr/l atau 2 ml / l ). 
4. Pengendalian Hama dan Penyakit.
Hama :
Keong/siput, kutu daun putih, ulat, kumbang daun, belalang, kepik. Pencegahan/pemberantasan dilakukan dengan cara penyemprotan dengan Diazinon ( 2 ml/l ), Basudin ( 2 ml/l ), Metaex ( 1 g/l ). 
Penyakit :
Penyakit anggrek yang banyak dijumpai adalah yang disebabkan oleh cendawan, bakteri, virus. Bercak hitam disebabkan oleh Phytoptora cactorum dan Phytoptora ultimatum ditularkan melalui alat pemotong. Busuk akar disebabkan Rhizoctonia solani dan Fusarium oxysporium. Pencegahan dan pemberantasan dilakukan dengan penyemprotan fungisida seperti Benlate ( 2 ml/l , Dithane M – 45 ( 2 g/l ). 
5. Pasca Panen.
Sebagai upaya agar bunga tetap segar dan indah setelah dipetik. 
Waktu pemetikan.
Bunga akan cepat layu bila dipetik pada saat sinar matahari penih sebab tingkat penguapan sangat tinggi karena itu dianjurkan agar pemetikan dilakukan pada saat pagi hari, sebelum matahari terbit atau sore hari waktu udara sudah sejuk. 
Stadia pemetikan.
Bunga anggrek sebaiknya dipetik pada saat atau tingkat ketuaan yang tepat atau berdasarkan penampilan bunga, misalnya : Dendrobium, Aranthera, Arachnis dipetik saat bunga mekar 75 – 80 % ( 4 – 5 kuncup yang belum mekar ). 
Cara pemetikan.
Memetik bunga anggrek harus menggunakan gunting/pisau yang tajam, setelah pemetikan segera simpan di tempat yang sejuk. Setelah digunakan gunting/pisau agar dicuci dengan sabun ( detergent ) atau desinfektan seperti karbol, lysol untuk mematikan mikrobia penyebab penyakit yang mungkin ada. 
Perlakuan Selanjutnya.
  • Lakukan pembersihan bunga, bila perlu dicuci.
  • Lakukan sortasi, bunga yang busuk / rusak dibuang.
  • Kelompokkan menurut ukuran bunga ( Panjang, sedang, pendek ).
  • Bagian tangkai bunga yang mengering segera dipotong diagonal dan tangkai bunga direndam dalam air sejuk atau formula pengawet ( chrystal a gr/l ).
  • Bila memungkinkan dapat disimpan di dalam kamar pendingin 12 – 15 ºC atau tempat dengan sirkulasi udara yang baik.
  • Formula pengawet bunga segar pada umumnya berisi makanan ( gula / sukrosa ), asam ( penurun air ), dan antibiotik.

Selasa, 02 Maret 2010

PEMERATAAN PEMBANGUNAN ANGGREK


Oleh : Ir. Yos. Sutiyoso

PENDAHULUAN

Sering diadakan pameran anggrek pada bulan-bulan tertentu karena pada bulan-bulan tersebut tanaman anggrek sedang banyak berbunga.

Sebenarnya hal tersebut tergantung pada lokasi dimana kita berada, mengingat setiap wilayah memiliki iklim yang berbeda. Bulan-bulan tertentu tanaman banyak berbunga dan pada bulan-bulan yang lain bunga langka didapat.

Bila seseorang membuat kontrak mensupplay bunga pada hotel, restoran, toko bunga, atau konsumen lainnya, maka kontrak itu harus dipenuhi tanpa memperdulikan apakah waktu-waktu tertentu bunga sedang melimpah atau sedang rendah produksinya. Pun dilihat dari sudut perusahaan, maka sebaiknya pembungaan anggrek diusahakan supaya agak merata sepanjang tahun, mengingat diperlukannya penghasilan secara teratur untuk membiayai pengeluaran rutin.

 

I. Sebab Tidak Meratanya Pembungaan.

 

Intensitas cahaya

            Pada tanggal 15 Maret matahari berada di atas khatulistiwa dan pada tanggal 15 Juni ada pada 23 derajad lintang utara. Pada tanggal 15 September akan berada di khatulistiwa dan pada tanggal  15 Desember ada pada 23 derajad lintang selatan.

            Bila matahari ada dibagian bumi Utara dan menimbulkan tekanan negatif disana, maka angin dari gurun  pasir Australia akan meniup dengan kencang membawa angin kering untuk mengisi kekosongan di belahan bumi utara. Awan hanya sedikit dan intensitas cahaya matahari sangatlah tinggi. Pada masa tersebut proses photosintesis pada tanaman berlangsung secara gencar yang pada akhirnya dapat turut merangsang pembentukkan primordia bunga, yang kemudian akan mekar beberapa bulan kemudian. Banyaknya bunga akan memudahkan pengadaan bunga.

            Pada bulan-bulan lain dimana intensitas cahaya matahari rendah tentunya pengaruhnya adalah bahwa kemudian produksi bunga rendah pada bulan-bulan tertentu.

 

Photoperiodisitas Cahaya.

            Sebenarnya yang penting adalah lamanya kegelapan, dimana florigen terbentuk. Hormon pengatur tumbuh inilah yang pula memacu adanya pembentukan primordia mulai bunga. Akibatnya hormon ini sangat tergantung pada lamanya kegelapan.

Ambillah contoh Pulau Jawa yang terletak 6 derajat lintang selatan. Lamanya kegelapan adalah 12½ jam ( masa terang 11½ jam ) dimusim kemarau dan 11½ jam ( masa terang 12½ jam ) dimusim hujan. Photoperiodisitas ini rupa-rupanya cocok dengan kebutuhan kegelapan oleh tanaman anggrek asli Indonesia seperti Dendrobium, Phalaenopsis dan lain sebagainya. Untuk genus import misalnya Cattleya yang datang dari Amerika Tengah, photoperiodisitas ini kurang cocok sehingga genus tersebut kurang rajin berbunga. Seperti diketahui di wilayah tersebut gelapan dimusim dingin lebih panjang ( dan dimusim panas lebih pendek ).

 

Perbedaan Temperatur

            Suatu penurunan temperatur sebesar 10ºC, yang merupakan perbedaan antara temperatur siang dan malam hari, diduga merupakan pula rangsangan pembungaan. Tanah cepat menjadi panas bila disiang hari disinari matahari terik dan cepat menjadi dingin di malam hari. Perbedaan temperatur yang terjadi dapat dengan mudah mencapai 10ºC tersebut. Apabila bila malamnya turun hujan yang dengan cepat membantu menurunkan temperatur, maka perbedaan 12ºC dapat tercapai.

            Hal ini terjadi terutama diakhir musim kemarau, awal musim hujan, dimana hujan telah mulai turun dan walau belum teratur, dapat diharapkan memberi dampak untuk perangsangan pembentukan primordia.

 

Temperatur Maksimum

            Perlu diketahui bahwa dalam fisiologi tanaman, terutama yang penting adalah imbangan antara photosintesa dan respirasi. Pada temperatur dibawah 30ºC photosintesa lebih gencar dari respirasi dan pembangunan akan pesat. Bila kita ambil misalnya temperatur 35ºC, maka respirasi akan lebih gencar dari photosintesa sehingga perombakan lebih gencar daripada pembangunan dan tanaman menderita. Hal ini akan melemahkan tanaman sehingga diperlukan waktu lagi untuk menyembuhkan kembali dan selama itu tanaman tidak menghasilkan bunga. Semakin lama penderitaan semakin lama pula terjadi masa langka bunga.

 

Kelembaban dibawah Optimum

            Pada waktu panas terik, temperatur tinggi dan angin kering yang kencang, maka evapotranspirasi ( menguap dan berkeringat ) terlampau besar. Jaringan tanaman yang banyak kehilangan air akan mencoba mengisap uap air dari udara. Hal ini dapat dilakukan bila kelembaban udara cukup tinggi, karena cukup menyiram atau karena memang lokasi penanaman memungkinkan terciptanya kelembaban yang tinggi.

            Pada kelembaban dibawah optimum, maka jaringan yang kehilangan banyak air, sel-selnya akan mengalami plasmolisa, yaitu matinya sel karena kehilangan air. Turgor/ketegangan sel akan hilang dan tanaman akan terlihat melayu. Bila cepat tersiram lagi, tanaman akan tertolong, tetapi bila terlambat maka tanaman akan melampaui titik layu permanen dan tidak dapat disembuhkan. Pada Dendrobium akan terlihat bulb berkerut dan daun-daunnya gugur. Pembungaannya tentunya akan mengalami kesulitan. Produksi secara wajar dan teratur baru akan kembali beberapa bulan kemudian.

 

Angin Kering yang Bertiup Keras.

Pada bulan-bulan tertentu angin kering meniup dengan keras, terutama dari selatan pada musim kemarau. Hal ini berhubungan dengan yang dibicarakan di atas, dengan catatan bahwa walau tanaman disiram, tetapi bila angin menguapkan air lebaih banyak dari daya serap air oleh akar, maka balans air yang negatif akan menyebabkan de-hidratasi jaringan tanaman. Mengingat musim kemarau cukup lama dan dengan demikian angin kering yang keras bertiup lama, maka lama pula penderitaan tanaman dan langkanya bunga.

Pada musim lain angin datang dari utara dan lembab, maka tanaman akan mencoba menyembuhkan diri kembali, tetapi akan makan waktu lama pula. Belum sempat berproduksi lagi dengan melimpah, musim angin kering datang lagi dan begitu seterusnya. Keadaan ini pun menyebabkan pembungaan tidak merata sepanjang tahun.

Derajat Asam yang Goyah

Pada daerah tertentu dimana derajat keasaman atau pH keadaannya rawan, maka menurut pengalaman akan terdapat perbedaan pH pada air sumur di musim hujan dan musim kemarau. Bila pH dalam batasan yang baik, maka pergeseran pH tidak akan berpengaruh pada pertumbuhan tanaman dan tentunya nantinya pada pembungaan. Dalam keadaan rawan misalnya pada pH yang tinggi, maka dimusim kemarau pH akan lebih tinggi lagi, dan mungkin akan menyebabkan tanaman tidak tumbuh dalam kondisi optimal. Pertumbuhan menurun, begitu pula daya tanaman berbunga.

Pada musim hujan berikutnya, air hujan yang banyak turun akan menurunkan kembali pH pada batasan-batasan yang baik. Tanaman akan tumbuh lebih baik, seolah-olah sembuh dari suatu penyakit, dan kemudian dapat berbunga secara normal kembali. Sementara itu beberapa bulan telah terlewat  dan selama itu tidak ada bunga dihasilkan.

Hal-hal yang sama dapat pula terjadi bila pH berada dalam batasan-batasan yang rendah.

 

II. Cara Merubah

 

Pengaturan Intensitas Cahaya

            Anggrek terestrial yang pada umumnya ditanam terbuka sebaiknya diberi peneduh sedikit di musim kemarau untuk mengurangi intensitas cahaya. Memang dengan demikian pada puncak masa berbunga, jumlah bunga yang dihasilkan menurun, tetapi pada bulan-bulan lain bunga akan dihasilkan.

            Pada waktu puncak pembungaan, biasanya harga bunga jatuh, tetapi karena pada bulan-bulan tersebut kita sengaja turunkan produksinya, maka kita tidak terlampau lama mengalamai harga yang rendah itu. Pada bulan-bulan lain, dimana bunga langka dan karenanya harganya mahal, maka kita mempunyai persediaan bunga.

            Jelas hal ini akan membantu memperbaiki penghasilan dan pembagiannya dalam bulan demi bulan.

 

Pengaturan Photoperiodisitas.

            Bila kebun kita terletak antara dua bangunan tinggi di timur dan baratnya, maka masa gelap menjadi terlampau lama. Dalam hal ini tentunya tanaman anggrek asal tropis tidak dapat diharapkan berbunga dengan rajin. Dalam lokasi semacam ini sebaiknya genus yang kita tanam di ganti.

            Bila dimusim hujan masa gelap yang 11½ jam dapat kita perpanjang menjadi 12½ jam, maka tanaman anggrek tropis dapat diharapkan akan lebih merata berbunganya sepanjang tahun. Hal ini dapat dilakukan misalnya dengan menutup bagian barat serah dengan kain hitam atau bahan lainnya, sehingga jam lima sore tanaman sudah dalam keadaan gelap total.

 

Mengatur Perbedaan Temperatur.

            Hendaknya dicoba  dengan membasahi tanah dibawah dan jauh disekeliling rak-rak, dengan maksud membantu mendinginkan tanah dengan lebih cepat dimalam hari. Bila serah terasa hangat dimalam hari diusahakan menurunkan temperatur tersebut dengan membasahi  atap serah, bila tanaman ditanam didalam serah. Menurunkan temperatur dimalam hari dapat pula dilakukan dengan meningkatkan kelembaban. Pada serah yang tertutup dapat pula diusahakan menghisap udara pana keluar, misalkan dengan memasang exhaust fan, kipas angin, untuk menghisap keluar udara panas dari dalam ruangan.

 

Mengatur Temperatur Maksimum.

            Dengan mengambil patokan bahwa temperatur jangan sampai melebihi 30ºC, maka konstruksi serah hendaknya diatur demikian rupa sehingga temperatur tidak akan dapat melebihi patokan tersebut. Ventilasi dapat pula digunakan untuk mencegah terlampauinya batasan tersebut, begitu pula angin lalu. Kelembaban dengan semburan air butiran halus yang akan menaikkan kelembaban, akan pula dapat menurunkan temperatur.

 

Mencegah Kelembaban dibawah batasan tertentu.

            Untuk dapat melakukan hal ini maka pengawasan perlu dilakukan. Ada baiknya dipasang higrometer yang secara teratur diamati. Bila kelembaban mendekati batas minimum, maka kelembaban itu dinaikkan lagi dengan penyiraman. Sebagai patokan sementara diambil batasan 60% kelembaban. Lama kelamaan dengan perasaan dapat kita terka bahwa kelembabban itu  telah mendekati batasan minimum. Dapat pula dilakukan dengan memperhatikan warna pakis, arang atau media lainnya, yang pada kelembaban rendah akan menjadi kelabu dibandingkan akan menjadi lebih hitam bila kelembaban tinggi atau basah.

 

Mencegah Angin Kering yang Bertiup Keras.

            Disebelah selatan kebun hendaknya ditanam tanaman pematah angin. Angin yang kemudian dapat memasuki kebun, kecepatannya telah menjadi rendah, tidak dapat menghembus hilang kelembaban dari kebun. Kekeringan angin pun tidak akan banyak mempengaruhi kehidupan tanaman.

            Tanaman pematah angin itu hendaknya dalam bentuk pohon yang ditanam agak berdekatan dan tiap kali menghadapi musim kemarau diberi pemupukan supaya pohon menghasilkan tajuk yang lebih rapat.

 

Memantapkan Derajat Keasaman Air Siraman.

            Air dari sumur atau sumber lainnya hendaknya ditampung dalam bak dan tiap kali diperiksa pHnya. Bila terlampau tinggi, hendaknya diberi asam kuat dengan dosis tertentu untuk tiap meter kubik air. Bila terlampau rendah, maka hendaknya diberi alkali yang kuat. Sebagai patokan gunakan pH 6,0 – 6,2 yang dianggap sebagai pH yang optimal untuk pertumbuhan.

 

PENUTUP

            Pemikiran-pemikiran ini hendaknya masih diuji dan disesuaikan dengan kondisi setempat, mengingat setiap kebun memiliki eko-sistem yang berlainan. Pun jenis anggrek yang ditanam berbeda-beda, sedangkan tiap jenis hendaknya diperlakukan berbeda pula.