Laman

Selasa, 09 Maret 2010

PERANAN CAHAYA BUATAN UNTUK KEHIDUPAN TANAMAN KHUSUSNYA ANGGREK

PAI Cabang Yogyakarta

Penanaman anggrek di ruang kurang cahaya seperti ruang bawah tanah, ruang tanpa jendela yang yang sama sekali tidak mendapatkan cahaya matahari, dapat dibantu dengan cahaya buatan. Akan tetapi pemeliharaan ditempat tersebut harus diatur keadaannya sedemikian rupa sehingga mendekati kebutuhan faktor-faktor hidup anggrek di rumah kaca. Untuk itu diperlukan alat-alat perlengkapan khusus seperti meja atau bangku, kipas angin listrik, alat untuk penyiraman, ”foot candle meter”, ballast, atau transformator. Sumber cahaya yang biasa digunakan adalah ”tube fluorescent” dan lampu wolfram dan yang terbaik adalah menggunakan kombinasi keduanya.

Kebanyakan petani diluar negeri telah menggunakan cahaya buatan untuk mengatur pembungaan, disamping kandungan lain seperti pertumbuhan tanaman lebih cepat, berbunganya lebih cepat dan banyak, serta lebih menghemat waktu dan tenaga dibandingkan dengan yang ditanam di green house atau kebun.

Cahaya yang dilanjutkan pada malam hari dengan cahaya buatan, cukup menghalangi berbunganya suatu tanaman. Sebagai contoh ialah pembungaan Cattleya diperlambat jika menerima cahaya terus menerus. Penggunaan lampu pijar 50 lux untuk beberapa jam telah dapat menunda pembungaan Cattleya. Maka pendekatan yang praktis pada anggrek ialah membungakan pada ruangan dalam keadaan yang terkontrol.

Phalaenopsis violacea

Foto : Sulistyono

Phalaenopsis Joan Kaye adalah bunga pertama yang dipelihara dari pernyerbukkan sampai pembungaan dengan mengunakan tiga lampu ”Coal White” 20 watt dan lampu ”Agro lite” yang tidak pernah mendapatkan sinar matahari, ternyata sangat merangsang pembentukkan tunas, pembungaan, dan pengembangan tunas. Sejumlah besar lampu-lampu yang menerangi areal yang sempit ( 20 watt per feet persegi ) telah terbukti berhasil untuk memelihara bibit. Disamping Phalaenopsis Joan Kaye, maka Phalaenopsis violacea, Eneyelia fragrans, dan Oncidium veriegatum juga berbunga teratur sepanjang tahun.

Sumber cahaya yang digunakan ditempatkan langsung di atas daun-daun anggrek, tetapi tidak terlalu dekat agar supaya daun tidak terbakar.

Anggrek yang digunakan sebagai hiasan atau dekorasi, biasanya menggunakan beberapa ”tube” yang berukuran 8 – 32 watt. Tidak peduli betapapun sempitnya ruangan, cahaya dari ”tube fluorescent” tidak boleh kurang dari 15 watt/feet persegi. Dalam jangka panjang lebih baik digunakan unit penerangan yang lebih luas sekitar empat ” tube fluorescent” 40 watt diperlengkapi dengan sinar infra merah dan dinaikkan dalam reflektor tunggal atau dua reflektor ganda yang ditempatkan berdampingan.

Reflektor berfungsi melangsungkan cahaya ke tanaman. Bilamana menempatkan tanaman di bawahnya, harus diingat bahwa cahaya ditengah tube adalah paling kuat. Beberapa ” tube fluorescent” yang ditempatkan berdampingan adalah yang paling baik. Satu ”tune” tidak akan menunjang kehidupan tanaman yang tergantung pada cahaya ini.

”Tube” digantungkan dengan rantai sehingga dapat dinaikkan dan diturunkan untuk mengubah intensitas cahaya pada tingkat pertumbuhan.

Bangku/rak dibuat khusus, sehingga menjadi rangkaian yang rapi didalam ruangan. Kebanyakan permukaannya dilapisi dengan pelapis putih.

Email digunakan disemua permukaan dalam ruang, dinding, dan langit-langit untuk memantulkan cahaya pada tanaman anggrek sebanyak mungkin.

Phalaenopsis parishii

Foto : Sulistyono

Anggrek energi rendah, seperti Cypripedium dan Phalaenopsis harus mendapatkan 15 watt/feet persegi. Sumber cahaya terletak 10 – 12 inchi dari pucuk tanaman. Hampir tidak mungkin membakar daun-daun anggrek karena lampu ”fluorescent” memancarkan cahaya sejuk, maka meskipun dekat dengan ”tube” tersebut kemungkinan tidak berbahaya.

Cattleya aclandiae

Foto : Sulistyono

Anggrek energi tinggi, Cattleya dan Epidendrum dapat menggunakan lampu 25 watt, sedekat mungkin pada ”tube” tanpa menyinggung, sampai kira-kira 10 inchi dibawahnya.

Vanda tricolor

Foto : Sulistyono

Cymbidium finlaysonianum

Foto : Sulistyono

Anggrek energi sangat tinggi, seperti Vanda dan Cymbidium sangat baik dengan fluorescent yang diuraikan oleh out put yang tinggi dan out put yang sangat tinggi. Lampu-lampu ini meradiasikan sampai dua kali energi standard, dan tanaman anggrek dapat ditempatkan 2 – 4 feet dibawahnya. Khususnya ini cocol diletakkan di jendela-jendela dimana sumber cahaya tersembunyi dari pandangan langsung. Sayangnya lampu energi tinggi ini kekurangan radiasi sinar merah. Bila digunakan dalam keadaan tidak ada sinar matahari, 10 – 12 % wattage total diberikan dari lampu-lampu pijar.

Anggrek yang ditanam dalam ruang gelap dengan peralatan yang tersedia, cara pemeliharaan yang baik, disinari dengan lampu ’fluorescent”, dapat memberikan banyak kesenangan dari keadaan yang nampaknya kurang ideal.

Kebanyakkan anggrek, pertumbuhan dan berbunganya tidak terpengaruh oleh perubahan musim.

Kelembaban yang diperlukan adalah sedang yaitu antara 50 – 60 % selama pembungaan, dan jauh lebih sedikit selama gelap. Penyiraman agak lebih sedikit jumlahnya, walaupun sering diberikan. Di dalam ruangan sempit dan tertutup yang berhubungan dengan cahaya buatan, penguapan air cenderung lambat. Sebaliknya anggrek dibawah penyinaran cahaya matahari nampaknya memerlukan air lebih banyak daripada keadaan lain. Nampaknya ada kenaikkan transpirasi, yang dirangsang oleh proses pertumbuhan yang lebih aktif. Aturan penyiraman adalah penting dan merupakan salah satu perlakuan yang harus cermat dan diusahakan agar supaya tidak terjadi penyiraman berlebihan. Para penanam anggrek dengan cahaya buatan akan mendapati bahwa tidak ada cara yang umum untuk penyiraman, masing-masing kan memasang peralatannya sendiri-sendiri sesuai dengan keperluannya. Kelembaban dapat ditambahkan dengan alat khusus. Methode penyemprotan tidak cocok dilakukan dalam ruang tertutup.

Ventilasi yang baik adalah penting, juga sirkulasi udara yang baik dan kontinyu. Maka harus dibuat perlengkapan yang memadai untuk menghalau udara kotor secara lambat dan otomatis. Sebuah atau dua buah kipas angin listrik yang kecil harus dipasang terus untuk menjaga pergerakan udara, menghambat perkembangan jamur, dan menjaga agar supaya tanaman tetap mendapatkan CO2 yang diperlukan, sebagai hasil dari kultur cahaya buatan.

Dalam hubungannya dengan pemberian makanan, anggrek yang ditanam di bawah cahaya buatan dipupuk lebih sering, tetapi dengan dosis yang rendah.

Berdasarkan pengalaman dari John Wisniewski, anggrek yang ditanam diruang bawah tanah memerlukan suhu ruang 60ºF - 75ºF.

Dendrobium senile

Foto : Sulistyono

Kebanyakan tanaman seperti Dendrobium, Oncidium tetrapetalum, Oncidium flexuosum, Cattleya aurantiaca, Phalaenopsis sp, Paphiopedillum sp. Lebih menyukai ruang bawah tanah yang sejuk daripada ruang yang panas pada musim panas., karena selama tanaman sedang berbunga banyak dipengaruhi oleh suhu dingin.

Penanaman pada pot, menggunakan media pot yang memungkinkan drainasenya cepat. Untuk Phalaenopsis media yang digunakan adalah kulit pohon yang kasar tanpa penambahan apapun.

Tanaman anggrek yang ditanam di bawah cahaya buatan, kurang ideal apabila menggunakan banyak campuran dalam media pot, karena sesudah tanaman disiram, air yang tertahan terlalu lama.

Apabila ragu-ragu mengenai kecocokan dari media yang digunakan, maka dilakukan penyiraman dengan cepat dan dinanti selama 48 jam, kemudian dicek, jika di bawah permukaan masih basah, maka ditambah pecahan pot yang lebih banyak, atau mengganti ke pot tanah apabila pot dibuat dari plastik.

Tanaman tidak akan mati, meskipun tidak ditanam dalam pot, asal dilakukan penyiraman dan pemupukkan. Untuk Oncidium cukup dipanjatkan di atas dahan-dahan kecil. Air harus dalam keadaan yang cukup, demikian juga ruang udaranya harus diperhatikan.

Dosis pupuk yang digunakan rendah, tergantung pada medianya. Untuk tanaman yang terlalu tinggi tidak sesuai apabila ditanam dengan menggunakan cahaya buatan, karena sumber cahaya tidak membentuk sudut ( membelok ) sebagaimana di green house, sehingga hanya pucuk tanaman yang menerima banyak cahaya. Sebaiknya tanaman yang ditanam dengan metode seperti tersebut di atas, dipilih yang tinggi kira-kira sama ( seragam ) untuk memudahkan penempatannya didaerah cahaya, sehingga cahaya yang diterima tanaman tersebut merata.

Salah satu cara yang dilakukan untuk memperoleh hasil yang memuaskan adalah pemilihan lampu ”Fluorescent” yang tersedia, dengan hati-hati.

Umumnya untuk pertumbuhan anggrek, diperlukan lampu yang menghasilkan cahaya biru (430 nm), merah (600 nm), dan infra merah (740 nm) dari spektrum cahaya yang terlihat mata. Pada waktu yang lampau ini dicapai dengan menggunakan kombinasi lampu fluorescent ”Cool-white” yang kaya cahaya biru serta lampu pijar yang kaya cahaya merah dan infra merah.

Selamat mencoba.

Pustaka :

Sandrick, J.J.L., 1979, A guide to the selection of fluorescent lamps, Amer. Orch. Soc. Bull. 48 (6) : 567 – 575.

Suseno, H., 1976, Pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif. Pertemuan Penganggrek Nasional I. p. 13.

Wisniewski, J., 1979, Fluorescent hight culture for orchid. Amer. Orch. Soc. Bull. 48 (7) :691 – 694.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar