Laman

Rabu, 30 Maret 2011

VARIASI YANG TERJADI PADA PERBANYAKAN TANAMAN ANGGREK SECARA BUDIDAYA JARINGAN

VARIASI YANG TERJADI PADA PERBANYAKAN TANAMAN ANGGREK SECARA BUDIDAYA JARINGAN

OLEH ; SOETJIPTO DIRDJOPRANOTO
PAI CABANG YOGYAKARTA


Telah diketahui bahwa perbanyakan tanaman dapat dilakukan secara generatif (sexual) yaitu melalui biji dan secara vegetatif (asexual), yaitu perbanyakan denggan memisahkan bagian tanaman dari tanaman induknya, misalkan melalui stek, cangkok, layerage, dan budiadaya jaringan. Keturunan dari perbanyakan generatif bervariasi tergantung dari sifat-sifat genetik dari tanaman induknya, sedangkan perbanyakan vegetatif diharapkan mempunyai sifat genetik yang identik denagan tanaman asal. Namun dalam kenyataannya tidak selalu demikian, beberapa variasi dapat timbul dalam suatu klon yang disebabkan oleh perubahan-perubahan lingkungan selama perkembangan tanaman dan biasanya akan hilang dalam pertumbuhan selanjutnya. Kecuali perubahan-perubahan yang sifatnya sementara ini, dapat pula terjadi perubahan-perubahan yang tetap. Jadi dalam perbanyakan aseksual dimungkinkan terjadinya perubahan-perubahan yang tetap dan dapat diwarisi oleh klon-klon baru, dan perubahan ini dapat ke arah positif dan negatif. Misalnya pada Vanda Tan Chay Yan dan Vanda Nelly Morley yang diperbanyak secara budidaya jaringan diperoleh tanaman-tanaman yang tidak seragam. Diperkirakan bahwa dalam jaringan kedua Vanda tersebut di atas, sejak semula sel-selnya sudah tidak homogen.
Beberapa variasi yang dapat timbul pada tanaman anggrek antara lain karena abrasi kromoson, khimer, variasi warna, bentuk, serta ukuran sepal dan petal.
Abarasi kromoson adalah perubahan-perubahan jumlah kromosom dalam individu suatu klon yang akan mempengaruhi perkembangan phenotypenya. Misalnya hasil persilangan antara Dendrobium X Lady Hamilton dengan Dendrobium X May Neal timbul lima tanaman hexaploid yang menunjukkan perubahan bentuk daunnya, yaitu sangat tebal, keriting, dan permukaan kasar.
Khimer adalah perubahan secara spontan dari bagian tumbuhan. Perubahan ini biasanya berupa perubahan warna, baik pada daun, batang, maupun bunganya. Misalnya pada meriklon yang berasal dari jaringan pucuk Cymbidium X Burgundian “Flambean” terjadi perubahan warna bunganya. Juga pada Calanthe X Neitchii menghasilkan dua tangkai bunga yang masing-masing membawa bunga-bunga yang berwarna merah muda dan yang lain membawa bunga-bunga berwarna seperti daging pucat.
Meriklon pada Dendrobium X Pompadour dasar sepalanya cenderung menjadi putih dan suatu pengamatan pada petal dan labella dari 20 meriklon Dendrobium X Pompadour menunjukkan adanya variasi ukuran petal dan labellanya.
Jadi seperti telah diterangkan di muka kebanyakan tanaman dengan budiadaya jaringan dimungkinkan terjadinya tanaman-tanaman baru yang menyimpang dari tanaman asalnya. Adapun penyimpangan-penyimpangan ini antara lain bisa disebabkan juga oleh :
1. Komposisi atau susunan media budiadaya jaringan. Misalnya jaringan tanaman kapri yang ditumbuhkan paada media yang ditambah ekstrak ragi akan menghasilkan tanaman-tanaman yang sel-selnya terdiri dari sel diploid, tetraploid, dan octaploid, sedangkan dari media tanpa ekstrak ragi hanya menghasilkan tanaman-tanaman dengan sel diploid saja.
2. Penggunaan zat pengatur tumbuh secara berlebihan. Misalnya menggunakan 2,4 D dalam jumlah banyak akan memacu tanaman membentuk sel-sel yang polyploidy sehingga pertumbuhan tanaman dimungkinkan akan menjadi tidak normal.
3. Karena pengaruh-pengaruh fisik. Misalnya intensitas sinar dan pergantian periode gelap dan terang. Juga media cair akan memacu pertumbuhan sel-sel menjadi polyploid, sedangkan media padat tidak demikian.
Dengan dimungkinkan terjadinya perubahan-perubahan sifat-sifat genetis pada meriklon berarti dengan budidaya jaringan dimungkinkan pula terjadinya galur-galur baru. Jadi apabila sel-sel atau jaringan–jaringan diinduksi dengan suatu perlakuan agar terjadi mutasi maka tanaman yang dihasilkan akan mempunyai sifat-sifat yang baru.
Beberapa perlakuan kimia dan fisika dapat menjadi salah satu sebab terjadinya mutasi baik secara langsung maupun tidak langsung.
Beberapa zat kimia diketahui dapat mengakibatkan timbulnya mutasi gen . Ethyl methane sulfonate (EMS) diketahui sangat efektif untuk dapat menimbulkan mutasi, sebab dapat menghasilkan persentase mutasi yang tinggi tanpa merusak kromosomnya.
Colchicine juga merupakan zat kimia yang telah lama digunakan untuk menginduksi beberapa tanaman. Larutan colchicine pertama-tama diperlakukan pada anggrek Cymbidium dan hasilnya 40 % bibit muda adalah tetraploid.
Faktor-faktor fisik yang diketahui dapat meningkatkan mutasi gen adalah panas, sinar ultra violet dan radiasi ion. Radiasi ini dapat mengakibatkan perubahan-perubahan genotype maupun phenotype. Sebagai contoh, penyinaran tanaman a nggrek Dendrobium X Pompadour akan menghasilkan tanaman-tanaman yang bunganya mengalami perubahan bentuk dan warna.

Pustaka :
Marel, G.M. 1964. A New Means of Clonal Propagation of Orchid. American Orchid Society Bulletin . p. 473 - 478 .
Noerhadi, E. 1977. Kultur Jaringan Sebagai Salah Satu Alat Pemuliaan Dalam Bidang Pertanian Pertama. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. 1977.
Najrabhaya, J. 1977. Variation In Clonal Propagation. J. Arditti, Orchid Biology, Cornel University Press, Ithaca and London , P. 179 - 201.

Daftar Istilah :
Diploid (2n) : jumlah kromosom dalam suatu individu normal. n = jumlah kromosom di adalam inti sperma atau sel telur.

Generatif (perbanyakan) : perbanyakan dengan jalan perkawinan (sexual).

Genotype : sifat dalam susunan gen-gen dari suatu tanaman.

Hexaploid : jumlah kromosom dalam suatu individu yang banyaknya 6 x n.

Klon : kumpulan tanaman yang genetis identik (serupa) satu sama lain berasal dari induk yang diperbanyak secera vegetatif.

Meriklon : klon yang diperoleh dari meristem lewat budidaya jaringan.

Meristem : jaringan yang masih aktif memperbanyak diri, misalnya jaringan dipucuk-pucuk tanaman.

Oacataploid : jumalah kromosom dalam suatu individu yang banyaknya 8 x n.

Phenotype : sifat dari suatu individu yang tampak dari luar.

Polyploid : jumlah kromosom dalam suatu individu yang banyaknya x x n.

Tetraploid : jumlah kromosom dalam suatu individu yang banyaknya 4 x n.

Vegetatif (perbanyakan) ; perbanyakan tak kawin aatau aseksual (stek, cangkok, budiadaya jaringan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar