Laman

Kamis, 25 Februari 2010

CARA MUDAH UNTUK MERANGSANG PERTUMBUHAN TUNAS SAMPING ( LATERAL BUD ) PADA DENDROBIUM

Dendrobium victoria-reginae

( Foto : Sulistyono )

Oleh : Prof. Dr. Asmino 

Dengan pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dewasa ini, maka dunia peranggrekan tak mau ketinggalan. Berbagai cara yang sukar ataupun yang mudah ditempuh orang untuk memajukan dunia peranggrekan. Meristem culture misalnya, sekarang sudah tidak asing lagi dinegara-negara yang maju dengan segala alat-alatnya yang serba modern. Lagi pula sekarang terdapat bahan auxin yang dapat ditambahkan pada media dasarnya. Bahan tersebut dapat merangsang pertumbuhan maupun pembelahan sel-sel tumbuhan, ada pula bahan yang dapat merangsang pembentukkan akar tanaman ( root hormone ). Dikenal pula bahan yang dapat melipat gandakan jumlah chromosome sel tumbuhan, yaitu colchichine.

Penggunaan colchichine pada media untuk meristem culture Cymbidium telah memberi dampak positif dengan hasil tanaman tetraploid yang mempunyai sifat-sifat yang baik sekali, baik tanamannya maupun bunganya. Akan tetapi bahan-bahan tersebut di atas tidak didapat dinegara kita kalaupun ada harganya masih sangat mahal. Alat-alat yang diperlukan untuk meristem culture juga masih cukup mahal, dan cara kerjanya adalah rumit.

Karangan ini menceritakan percobaan untuk merangsang pertumbuhan beberapa tunas samping pada Dendrobium dengan cara yang mudah dikerjakan dan tidak memerlukan peralatan apapun. Pertumbuhan samping dari mata pseudobulb Dendrobium ternyata dihambat oleh auxin, yaitu suatu bahan yang dapat merangsang pertumbuhan dan pembelahan sel pada tempat yang sedang tumbuh. Pada umumnya auxin dibentuk pada ujung tanaman yang masih muda. Kemudian auxin ini diangkut kearah bawah tanaman, terus ke akarnya.

Ernest Ball dan Joseph Arditti pada World Orchid Conggress di Jerman telah membawakan makalahnya dimana mereka berhasil untuk mengerjakan Clonal propagation dari Dendrobium dengan cara node culture, yaitu menanam potongan-potongan pseudobulb Dendrobium yang sudah dewasa pada media yang diberi suatu bahan yang bekerja sebagai antagonis auxin yaitu trans Cinnamic Acid. Tetapi cara mengerjakannya membutuhkan suatu media dengan ditambahkannya trans Cinnamic Acid yang susah didapat di sini. Lagi pula diperlukan fasilitas tempat kerja dan cara kerja yang serba steril ( suci hama ).

Dari pengamatan sehari-hari didapatkan suatu kenyataan pada Dendrobium beberapa cara untuk membangkitkan tumbuhnya tunas samping yaitu :

[1]    Dengan pemeliharaan dan pemupukan yang baik pada tanaman, dari pseudobulb yang sudah cukup tua, dibawah pseudobulb itu dapat menjadi kering dan dapat dikatakan tak berfungsi lagi, bahkan yang akarnya sudah mati. Kita masih melihat, bahwa di atas pseudobulb yang sudah tua tersebut dari matanya tumbuh suatu tunas samping yang kemudian menjadi tanaman kecil yang berakar yang dapat di tanam sendiri.

[2]    Seringkali dengan sengaja memisahkan secara sempurna pseudobulb yang sudah tua itu dari tanaman induknya, kemudian diletakkan secara mendatar di atas suatu tempat yang lembab dan teduh dengan harapan akan keluar anakan samping dari ujung atas atau pangkal pseudobulb.

[3]    Selanjutnya pseudobulp dipotong secara tidak sempurna, berarti 5 sampai 10 cm dari pangkalnya dan masih meninggalkan sedikit jembatan jaringan antara kedua potongan tersebut. Sesudah itu luka potong dirawat dengan pasta anti fungi, potongan atas dirawat seperti ad. 2 dengan demikian diharapkan akan tumbuh anak samping baik dari ujung pseudobulb ataupun dari pangkalnya.

[4]    Tanaman Dendrobium yang sudah ”hampir mati” digantung dengan ujung pseudobulb kebawah dengan harapan dari pangkalnya akan keluar anakan.

Tetapi hal sedemikian ini tidaklah selalu memenuhi harapan kita, lagi pula waktu yang diperlukan untuk keluarnya anak samping adalah cukup lama.

Sebetulnya kejadian diatas mempunyai suatu tujuan yang sama, yaitu merangsang tumbuhnya tunas samping pada genus Dendrobium. Tumbuhnya tunas samping pada ad.1 mungkin sekali disebabkan oleh karena berkurangnya kadar auxin pada pseudobulb yang sudah tua, sedangkan pada perlakuan ad. 2 dan ad. 3 kadar auxin menjadi berkurang oleh sebab pseudobulb yang sudah dewasa itu dipisahkan sama sekali atau sebagian dari tanaman yang ada di pot. Sedangkan pada ad. 4 disebabkan oleh karena kadar auxin yang berkurang karena auxin tidak bisa ditranspot ke bagian pangkal bawah sebab auxin sifat transpotnya adalah basipetal yaitu dari atas ke bawah dan tidak bisa sebaliknya.

Karena pada dasarnya hanyalah kadar auxin yang harus direndahkan, maka dicoba memisahkan pseudobulb yang cukup dewasa dari beberapa tanaman Dendrobium. Dengan memisahkan pseudobulb dari tanaman induknya, maka tidak terjadi transport auxin keakar, disamping pseudobulb yang tua sudah berkurang membentuk auxin. Sesudah dibersihkan dan dihilangkan selaput-selaput bekas daun, pseudobulb kemudian diletakkan secara mendatar di atas alas yang terus menerus lembab ( kesed sabut kelapa yang sudah direndam dengan fungicida )  dan ditempatkan pada lokasi yang teduh. Maksud meletakkan pseudobulb mendatar ialah untuk lebih lama mempertahankan cairan siraman rendaman pada seluruh batang.

Batang-batang ini kemudian disiram dengan larutan pupuk daun ( foliar fertilizer ) yang dicampur dengan Triberline dalam 4 liter larutan pupuk daun seperti yang dianjurkan oleh pabriknya.

Triberline adalah larutan yang mengandung Gibberelline A3, mempunyai khasiat untuk menumbuhkan akar dan dikeluarkan oleh Tri Products, Singapure.

Penyemprotan dilakukan seminggu sekali dan sesudah dua bulan telah kelihatan pertumbuhan tunas dari beberapa mata-mata pseudobulb tersebut yang kemudian disusul dengan pertumbuhan akar yang nampak sehat pula. Hasilnya ternyata kira-kira sama dengan hasil yang diuraikan oleh penulis C. J. Goh pada percobaannya merangsang pertumbuhan akar pada Aranda dan untuk menambah pseudobulb baru pada Dendrobium.

 

KEPUSTAKAAN

Ernest A Ball dan Joseph Arditti, 1975, Node culture as of clonal propagation for Dendrobium. Proceeding of the 8th World Orchid Conference Palmongarten Frankfurt, 10th – 17th April. P. 367-371.

Goh, C. J., 1983, Root production in orchids, Malayan orchid Reviuw. 17 : 14-15.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar