Laman

Senin, 25 Desember 2017

Peranan Air Kelapa Dalam Media Kultur Jaringan Untuk Anggrek

 Peranan Air Kelapa Dalam Media Kultur Jaringan Untuk Anggrek

Air kelapa ternyata memiliki manfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Air kelapa yang sering dibuang oleh para pedagang di pasar tidak ada salahnya untuk kita manfaatkan sebagai penyubur tanaman.
Air Kelapa
Volume dan komposisi kimia air kelapa tua dan muda berbeda. Menurut Banson dan Velasco (1982) volume air kelapa selalu berubah selama pemasakan buah. Volume air kelapa pada buah tergantung pada ukuran buah, jenis dan tingkat kesegaran buah, serta umur buah. Volume air kelapa yang maksimal dalam arti memenuhi seluruh rongga buahnya adalah kelapa yang berumur 7 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa air kelapa kaya akan potasium (kalium) hingga 17 %. Selain kaya mineral, air kelapa juga mengandung gula antara 1,7 sampai 2,6 % dan protein 0,07 hingga 0,55 %. Mineral lainnya antara lain natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S). Disamping kaya mineral, air kelapa juga mengandung berbagai macam vitamin seperti asam sitrat, asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat, niacin, riboflavin, dan thiamin. 
Air kelapa sebagai cadangan makanan yang mengandung vitamin dan zat tumbuh, sehingga dapat menstimulir perkecambahan. Air kelapa mengandung zat atau bahan seperti; vitamin, asam amino, asam nukleat fosfor, dan zat tumbuh auksin dan asam giberelat. Yang berfungsi sebagai penstimulir dalam proliferasi jaringan, memperlancar metabolisme dan respirasi. Oleh karena itu air kelapa mempunyai kemampuan besar untuk mendorong pembelahan sel dan proses deferensiasi. Konsentrasi optimum air kelapa yang diberikan 15% (Tulecke et al, 1960).
Konsentrasi  optimal  air  kelapa  yang  digunakan  dalam  medium  antara  10 - 15%.   Pierik  (1987)  menyerankan   untuk   mendapatkan   persen   perkecambahan   biji   yang   tinggi   pada   medium   perlu ditambahkan 150 ml/l.  Akan tetapi hasil penelitian Widiastoety dan Santi (1994), penggunaan air kelapa dengan konsentrasi 25% masih menunjukkan peningkatan persentase pembentukan protokorm.  Selain itu air kelapa  juga  dapat  menghasilkan  pertambahan  tinggi  tanaman  dan  panjang  daun  yang  lebih  baik dibandingkan tanpa air kelapa Wuryan’s (2008).
Terdapat pula 2 hormon alami yaitu auksin dan sitokinin sebagai pendukung pembelahan sel embrio kelapa. Staden dan Drews (1974), melaporkan bahwa dalam air kelapa mengandung zeatin yang diketahui termasuk dalam kelompok sitokinin. Sitokinin mempunyai kemampuan mendorong terjadinya pembelahan sel dan diferensiasi jaringan tertentu dalam pembentukan tunas pucuk dan pertumbuhan akar. Namun demikian, peranan sitokinin dalam pembelahan sel tergantung pada adanya fitohormon lain terutama auksin. (Hess, 1975).
Penelitian di National Institute of Molecular Biology and Biotechnology (BIOTECH) di UP  Los BaƱos, Filipina mengungkapkan bahwa dari air kelapa dapat diekstrak hormon yang kemudian dibuat suatu produk suplemen disebut cocogro.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk hormon dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kedelai hingga 64%, kacang tanah hingga 15% dan sayuran hingga 20-30%. Dengan kandungan unsur kalium yang cukup tinggi, air kelapa dapat merangsang pembungaan pada anggrek seperti dendrobium dan phalaenopsis.
Selama ini air kelapa banyak digunakan di Lab sebagai nutrisi tambahan di dalam media kultur jaringan.
Dilihat dari komposisi yang terkandung didalamnya, terutama adanya zat tumbuh, maka penambahan air kelapa dalam media kultur dapat membantu mendorong pertumbuhan. Baik pertumbuhan platlet, daun dan akar. Air kelapa dari jenis kelapa Genjah Hijau dan Genjah Kuning mempunyai pengaruh positip terhadap pertumbuhan plantlet anggrek dendrobium. Hasil penelitian lainnya menyatakan bahawa air kelapa sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan anggrek dalam peningkatan pertumbuhan protocorm like bodies (plds).(Widiastoety & Anggraeni Santi, 1994).

Minggu, 03 Desember 2017

Mengenal Akar Anggrek

Mengenal Akar Anggrek

Akar anggrek berfungsi sebagai tempat untuk menempelkan badan anggrek ke media tanamnya. Selain itu juga akar anggrek sangat berhubungan erat dengan cara hidupnya. Sehingga akar anggrek tanah akan berbeda sekali dengan akar anggrek epifit mauun anggrek saprofit. Untuk lebih jelasnya mari kita mengenal akar anggrek. Pertama kali kita harus mempelajari potongan anatomi dari akar anggrek.
Penampang melintang anggrekanggrek terrestik
A. Akar berambut pada Paphiopedilum glaucophyllum J. J. S.
B. Penampang melintang akar Plantathera susannae Lindl.
C. Penampang melintang akar Spathoglottis plicata BI.
1. Rambut akar atau trichoma
2. Epidermis
3. Hypodermis
4. Parenchym
5. Endodermis
6. Sel peresap
7. Phloem
8. Xyleem
9. Parenchym teras

Bagian terluar dari akar anggrek terrestrial akarnya memiliki rambut akar yang cukup panjang dan rapat yang berfungsi untuk menyerap air dan zat anorganik yang ada di tanah. 

 A. Akar udara Vanda
B. enampang melintang akar Phalaenopsis amabilis (L).
1. Epidermis
2. Mycorrhizaund
3. Velamen
4. Eksodermis
5. Parenchym
6. Endodermis
7. Sel peresap
8. Phloem
9. Xyleem
10. Parenchym teras yang berkayu

Penampang melintang akar udara anggrek.
Keterangan gambar :
1. Velamen
2. Eksodermis
3. Jaringan Parenkim yang berisi kloroplast (disebut dengan Jaringan Klorenkim)
4. Sel peresap

Anggrek epifit mempunyai akar yang menempel pada batang atau dahan tanaman lain. Bagian akar yang menempel agak mendatar mengikuti bentuk permukaan batang yang ditempeli, rambut akar pendek-pendek. Bagian akar yang tidak melekat gundul, tidak berambut akar. Akarnya dorsiventral, memiliki velamen dan mycorrhiza.

Dorsiventralitas pada akar Phalaenopsis amabilis yang melekat
Penampang melintang akar Phalaenopsis amabilis (L). BI.
1.Trichoma
2. Epidermis
3. Mycorrhiza
4. Velamen
5. Eksodermis
6. Parenchym
7. Endodermis dengan sel peresap
8. Phloem
9. Xyleem
10. Parenchym teras

Anggrek epifit akarnya dorsiventral, maksudnya pada akar yang menempel dapat dibedakan bagian perut dan bagian punggung. Dorsiventralitas disebabkan oleh karena lingkungan yang berbeda antara bagian punggung dan perut. Bagian punggung yang terkena cahaya yang cerah gundul, kebulatan, selsel epidermis tebal dindingnya, dibwahnya ada velamen dan mycorrhiza. Yang menempel kurang cahaya, bertugas menyerap makanan, mempunyai rambut akar pendek-pendek penebalannya, dinding sel-sel epidermis agak tipis, ada velamen dan mycorrhiza di bawahnya.
Sedangkan pada akar tanaman anggrek epifit memiliki beberapa rambut akar yang pendek bahkan ada yang nyaris tidak ada rambut akarnya.
Akar anggrek ini tersusun dari bagian yang disebut dengan velamen yang berasal dari sel induk epidermis terdiri dari lebih dari satu lapis sel atau beberapa lapis sel mati di bagian dalam jaringan epidermis pada akar udara anggrek. Sel-sel yang menyusun lapisan velamen ini tersusun rapi. Jaringan epidermis dan lapisan velamen ini biasa disebut multiple epidermis dan berfungsi sebagai jaringan pengikat oksigen dan penyimpan air. Pada tanaman anggrek epifit pada akarnya memiliki lapisan velamen yang berongga yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan memudahkan akar menyerap air hujan yang jatuh di kulit pohon atau media tanam anggrek.
Sebelah dalam dari lapisan velamen ini terdapat jaringan kortex yang mana di dalam kortex ini terdapat lapisan eksodermis. Jaringan eksodermis ini hanya terdiri dari satu lapis akan tetapi dinding sel eksodermis ini memiliki penebalan yang jelas dan fungsinya untuk mencegah air masuk secara apoplas dan juga berfungsi untuk melindungi dari tekanan akar. Dan di bagian kortex ini juga terdapat jaringan parenkim yang mana jaringan parenkimnya mengandung kloroplast. Jaringan parenkim yang mengandung kloroplast ini bisa disebut dengan jaringan klorenkim.
Tipe berkas pembuluh pada anggrek adalah poliarkh. Tipe berkas pembuluh konsentris radial. Di bagian stele akar anggrek terdapat perisikel dengan penebalan dinding yang tebal dan merata. Pada daerah empulur berisi dengan floem dan xylem.

Pada akar anggrek epifit pada ujungnya terdapat ujung akar yang berwarna coklat kehijauan dan juga di belakang ujung akar terdapat velamen keperakan.
Akar anggrek epifit Vanda limbata


Akar anggrek epifit Rhyncostylis retusa


Akar anggrek epifit Aerides odorata

 Akar anggrek epifit Phalaenopsis amabilis (L). BI.


Dorsiventralitas pada akar anggrek epifit Phalaenopsis amabilis (L). BI.

Akar anggrek epifit Cattleya mantinii

Akar anggrek epifit Dendrobium sp

 
 Akar anggrek epifit Onchidium americanum

Sedangkan pada akar anggrek saprofit mempunyai mycorrhiza akan tetapi tidak mempunyai akar  rambut.

A. Penampang melintang akar Didymoplexis pallens Griff.
1. Epidermis
2. Hypodermis
3. Parenchym
4. Endodermis
5. Phloem
6. Xyleem
7. Mycorrhiza
B. Gambar sel-sel dengan mycorrhiza dengan perbesaran lebih kuat.

Pada tanaman anggrek Taeniophyllum spp. yang tidak memiliki daun yang sesungguhnya. Akar pipih kehijauan yang diperkirakan oleh banyak ahli tumbuhtumbuhan sebagai akar assimilasi, yaitu akar yang disamping berfungsi sebagai akar, mengambil makanan, dan melekatkan diri, juga dapat mengassimilasi CO2.

Jumat, 03 November 2017

Anggrek di Gunung Merbabu

 Anggrek di Gunung Merbabu
Poster anggrek yang ada di Gunung Merbabu


Pengamatan anggrek di Gunung Merbabu yang membuat saya melakukan perjalanan pendakian ke Gunung Merbabu bersama Kelompok Study Anggrek Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada pada tanggal 7 Juni 1991 dimana pada pendakian ini untuk melihat keberadaan anggrek Thelymitra javanica yang diperkirakan berbunga pada bulan Juni. Pendakian dimulai dari Thekelan melewati Pereng Putih dan Watu Gubug. Hanya saja pada pendakian kali ini kita hanya sampai pos Pemancar karena di lokasi ini terdapat pemancar milik TNI AD.

 Saat mencapai daerah Pereng Putih

Saat berada di bawah Pos Pemancar

Di area Pos Pemancar

Hanya saja pendakian ini tidak menemukan adanya anggrek Thelymitra sp, akan tetapi menjumpai anggrek tanah dari jenis lain yaitu Habenaria multipartita.
Empat tahun berikutnya yaitu pada tanggal 7 Juni 1995 saya dan teman-teman melakukan pendakian ke Gunung Merbabu kembali. Pada pendakian di tahun 1995 ini dimulai dari Thekelan melewati Pereng Putih dan Watu Gubug, selanjutnya melewati Jembatan Setan yang mana di lokasi Jembatan Setan ini berupa bukit yang memanjang dengan kanan kirinya berupa jurang menganga.

 
Pada saat berhenti di lokasi Watu Gubug pada saat matahari terbit

Setelah Pos Pemancar ke arah Jembatan Setan

Setelah melewati Jembatan Setan lanjut melewati jalur yang semakin menyempit dan panjang nampak seolah berjalan di punggung sapi, sehingga lokasi ini dinamakan "Geger Sapi".

Istirahat setelah melewati Jembatan Setan

Perjalanan setelah melewati Geger Sapi

Berjalan terus dengan jalur yang semakin terjal, dan kali ini langkah kaki harus berhenti dipertigaan. jalur yang kekiri menuju Puncak Syarif dan yang kanan menuju Puncak Kenteng Songo. Kita belok ke arah kanan menuju ke Puncak Kenteng Songo. Melewati sebuah punggungan yang panjang dan sebuah tanjakan yang sangat terjal yang diberi naman "Ondo Rante", maka sampailah di Puncak Kenteng Songo. Sebuah puncak yang namanya dihubungkan dengan adanya batu kenteng yang berjumlah sembilan. Sebuah batu bulat dengan lobang ditengahnya, menjadi penanda puncak Kenteng Songo. Dari Pertigaan  Puncak Syarif hingga Puncak Kenteng Songo banyak menemui adanya anggrek Thelymitra javanica yang variasi warnanya ada sekitar 5 variasi warna.

Berada di Puncak Kenteng Songo

Lalu sebenarnya ada berapa spesies anggrek yang ada di Gunung Merbabu saya berusaha melakukan study pustaka dari beberapa tulisan tentang keanekaragaman anggrek yang ada di Gunung Merbabu ini, dan inilah hasil study pustaka saya.
Taman Nasional (TN) Gunung Merbabu memiliki 15 (lima belas) jenis anggrek yang tercatat pada kegiatan inventarisasi anggrek pada tahun 2015. Anggrek ini dapat ditemui mulai dari ketinggian ± 1500 s/d 2500 mdpl.
Salah satu jenis tanaman anggrek yang banyak terdapat di gunung Merbabu adalah Habenaria muiltipartita yang banyak tumbuh diantara rerumputan sabana yang ada di Gunung Merbabu. Dari tulisan ini sangat sesuai dengan apa yang pernah saya lakukan di tahun 1991 dimana pada saat itu saya dan team dari Kelompok Study Anggrek memang menemukan keberadaan tanaman anggrek Habenaria multipartita ini di jalur pendakian dari Thekelan.
Dan dari penelitian terakhir yang dilakukan di tahun 2018 ini dengan judul "Keanekaragaman anggrek (Orchidaceae) di Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb), Jawa Tengah" yang dilakukan oleh Gilang Dwi Nugroho, Aditya, Kristina Dewi, dan Suratman memperoleh  hasil yang ditemukan adalah 18 spesies anggrek, yaitu 



No
Nama Ilmiah Species Anggrek
Resort
Ketinggian    (m. Dpl)
Habitat
Selo
Wonolelo
Pakis
Kopeng
Ampel
1
Appendicula alba Bl.



1483-1521
T
2
Arundina graminifolia (D. Don) Hochr.




1235
T
3
Bulbophyllum flavescens (Bl.) Lindl.




1483-1555
E
4
Cheirostylis sp.



1506-1582
T
5
Coelogyne longifolia (Bl.) Lindl.




1711
E
6
Coelogyne sp.




2023
E
7
Dendrobium sagittatum J.J.Sm.



1456-1555
E
8
Eria multiflora (Bl.) Lindl.


1483-1646
T
9
Habenaria tosariensis J.J.Sm.




1582
T
10
Liparis javanica J.J.Sm.




1582
E
11
Liparis pallida (Bl.) Lindl.




1711
T
12
Malaxis kobi (J.J.Sm.) J.B.Comber
1000-1984
T
13
Malaxis  sp.




1500
E
14
Oberonia  similis  (Bl.)  Lindl.




1775
E
15
Pholidota  carnea  (Bl.)  Lindl.


1483-2251
E
16
Phreatia  sulcata  (Bl.)  Lindl.




1711
E
17
Spathoglottis plicata Bl.




1071
T
18
Taeniophyllum glandulosum Bl.



1907-1984
E


 A. Pholidota carnea (Bl.) Lindl.

 B. Habenaria tosariensis J.J.Sm

 C. Eria multiflora (Bl.) Lindl.

 D. Appendicula alba Bl.

E. Arundina graminifolia (D Don) Hochr.

 F. Bulbophyllum flavescens (Bl.) Lindl.
G. Coelogyne longifolia (Bl.)Lindl.
 H. Liparis javanica J.J.Sm.

I. Liparis pallida (Bl.) Lindl.

J. Malaxis kobi (J.J.Sm.) J.B.Comber

K. Oberonia similis (Bl.) Lindl.

L. Phreatia sulcata (Bl.) J.J.Sm.

M. Taeniophyllum  glandulosum  Bl.

N. Spathoglottis  plicata Bl.

O. Dendrobium  sagittatum J.J.Sm.

P. Cheirostylis sp.

Q. Malaxis sp.

R. Coelogyne sp.

Dari hasil penelitian di tahun 2018 tidak nampak adanya tanaman anggrek Thelymitra javanica di Gunung Merbabu. Semoga saja pada penelitian yang lain ada yang menemukan kembali keberadaan anggrek Thelymitra javanica di Gunung Merbabu ini. 
Salah satu anggota team peneliti tahun 2018 yang bernama  Kristina Dewi dari Pengendali Ekosistem Hutan, Taman Nasional Gunung Merbabu. Boyolali 57316, Jawa Tengah, Indonesia kalau tidak salah merupakan adik angkatan saya dahulu di Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada, beliau angkatan 1991.
Lalu seperti apakah bentuk tanaman Thelymitra javanica bisa dilihat di foto ini.

 Thelymitra javanica

Tanaman anggrek Thelymitra javanica ini teramati juga di Gunung Lawu dan Gunung Argopuro.